KETIK, JEMBER – Pemanfaatan bahan-bahan alam sebagai media tanam mulai banyak diminati, tak terkecuali di Kabupaten Jember.
Salah satunya Kokedama, teknik kesenian tanaman hias dari Negeri Sakura ini mulai banyak digemari lantaran bentuknya yang unik dan perawatan yang mudah.
Menurut salah satu penggiat tanaman hias, Marita, Kokedama sendiri berasal dari kata koke yang berarti lumut dan dama yang artinya bola. Tetapi karena media lumut sulit untuk didapat, dirinya melakukan beberapa modifikasi.
"Sebenarnya butuh lumut, tapi karena di Jember susah di cari dan kalaupun ada pasti mahal, jadi kita akali pakai sabut kelapa yang mudah ditemukan," katanya saat ditemui Ketik.co.id.
Cara membuat kesenian kokedama terbilang mudah. Cukup dengan menyiapkan serabut kelapa sebagai pembungkus atau pengganti lumut, kompos dan tanah sebagai media tanam, serta benang sebagai perekat.
Dengan bahan sederhana yang mudah ditemui tersebut akan dibentuk menjadi seperti bola. Tidak ketinggalan tanaman hias yang akan menjadi primadona dalam kesenian ini.
Kelebihan lain dari Kokedama adalah tanaman tidak perlu disiram setiap hari, cukup direndam air seminggu sekali selama 5-10 menit.
Lalu dapat kembali digunakan untuk menghiasi halaman serta rumah anda. Hal ini cocok bagi penggemar tanaman hias namun memiliki banyak kesibukan serta kegiatan diluar.
Meskipun cara membuat terbilang mudah, tapi usia tanaman yang ditanam dengan teknik ini bisa bertahan bertahun-tahun. Karena pertumbuhannya yang lambat dan selama akar masih tertanam dengan baik.
"Teknik ini juga disebut teknik membonsai tapi tidak sepenuhnya," imbuhnya.
Disamping kesenian tanaman hias, kokedama juga menjadi salah satu bisnis yang cukup menjanjikan karena peluangnya yang luas.
"Pengrajinnya sedikit tapi peminatnya banyak. Terlebih bentuknya unik jadi punya nilai jual. Tanaman murah pun jadi punya nilai jual akibat kokedama ini," pungkas Marita.(*)