KETIK, SURABAYA – Direktur Ditreskrimum Polda Jatim Kombes Pol Farman memastikan dari 2.307 orang yang diamankan dan ditetapkan tersangka dalam kasus premanisme di Jatim tidak ada oknum organisasi masyarakat (ormas) yang terlibat.
Aksi premanisme perorangan dan kelompok yang diamankan didominasi aksi pemalakan, gangster, dan DC.
"Berdasarkan hasil ungkap yang kami lakukan, kelompok yang kami lakukan (penindakan) sementara tidak ada yang terafiliasi dengan ormas," kata Kombes Pol Farman, Jumat, 16 Mei 2025.
Farman menjelaskan pelaku yang ditangkap berasal dari gengster yang melakukan pemalakan.
"Yang kami tangkap kebanyakan pungutan liar (pungli) sebagian dilakukan oleh kelompok-kelompok gangster, kemudian ada juga perkelahian antar kelompok pencak silat," bebernya.
Perwira dengan melati 3 di pundak itu menjelaskan bahwa belum ditemukan aksi premanisme oleh ormas. Baik di jalanan maupun di kawasan industri.
"Terkait pemerasan itu mereka memaksa seseorang untuk memberikan sesuatu, disertai dengan ancaman, yang kami tangani terutama hasil ungkap itu memaksa untuk memberikan uang sebagian besar, untuk di industri tidak ada," ujarnya.
Mantan Dirreskrimsus Polda Jatim itu menyatakan premanisme di Jatim didominasi oleh debtcolector (DC) seperti yang terjadi di Malang.
"Yang terjadi sebagian besar oleh DC, terakhir kemarin malam penyekapan dan pemerasan oleh DC di malang," tuturnya. (*)