KETIK, JAKARTA – Sebagai upaya untuk mendukung program 3 juta rumah yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto, Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) menyatakan siap bekerja sama dan membantu pemerintah.
Ketua Umum DPP REI, Joko Suranto mengatakan saat ini program 3 juta rumah menggunakan skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) yang tahun ini berkisar hanya 220.000 unit hingga 420.000 unit (jika ada penambahan kuota).
Sementara hampir 95 persen lagi dari target 3 juta unit hingga kini belum fokus dikerjakan, termasuk 1 juta rumah di pedesaan.
"Saat ini Program 3 Juta Rumah baru menyentuh sekitar 5 persen-7 persen dari target," jelas Joko, Selasa 22 April 2025.
"REI mengambil inisiatif untuk mendorong perluasan target program 3 juta rumah hingga pedesaan," imbuhnya.
Program 3 juta rumah ini akan dibangun dengan rincian 1 juta di perkotaan, 1 juta di pedesaan dan 1 juta di pesisir. Hal ini dilakukan untuk pemerataan pembangunan dan menggerakkan perekonomian.
"Pembangunan ini akan menciptakan putaran ekonomi hingga Rp80 triliun, menciptakan 1 juta lapangan pekerjaan bagi masyarakat desa, serta menciptakan stimulus pendapatan di desa," tambahnya.
Ekosistem ekonomi baru akan terbentuk di pedesaan. Bakal muncul banyak wiraswasta di setiap desa hingga 200.000 wiraswasta yang terdidik selama 5 tahun program sejuta rumah di pedesaan berjalan.
Dalam menjalankan program 3 juta rumah diperlukan kerja sama banyak pihak. Salah satunya terkait kriteria masyarakat penerima manfaat, dan juga bagaimana pemilihan desa yang menjadi lokasi pembangunan.
Pembangunan rumah di pedesaan juga perlu dukungan beberapa kebijakan. Diantaranya kebijakan pertanahan yang berkaitan dengan legalitas tanah untuk lokasi pembangunan rumah.
“Kebijakan legalitas tanah misalnya soal program sertifikasi lahan milik masyarakat yang akan dibangun rumah, sehingga masyarakat desa menjadi bankable. Ini tentunya menjadi peran Kementerian ATR-BPN yang juga segera kami diskusinya,” pungkasnya. (*)