Retail Modern Bermunculan, Investasi Kota Malang Lampaui Target

Jurnalis: Lutfia Indah
Editor: Mustopa

20 September 2024 14:29 20 Sep 2024 14:29

Thumbnail Retail Modern Bermunculan, Investasi Kota Malang Lampaui Target Watermark Ketik
Ilustrasi salah satu retail modern di Kota Malang. (Foto: Lutfia/Ketik.co.id)

KETIK, MALANG – Belakangan ini mulai bermunculan retail-retail modern di Kota Malang. Hal tersebut sebagai dampak branding Kota Malang untuk jujugan wisata kuliner. 

Kondisi tersebut menjadi salah satu faktor yang menyebabkan terlampauinya target investasi. Kepala Disnaker-PMPTSP Kota Malang, Arief Tri Sastyawan menjelaskan saat ini nilai investasi Kota Malang telah mencapai Rp 1,9 triliun. 

"Sekarang investasi kita berada di angka Rp 1,9 triliun, kalau 2023 kemarin Rp 2 triliun 70 miliar. Investasi di Kota Malang hanya ditarget Rp 1,4 triliun," ujar Arief, Jumat 20 September 2024. 

Beberapa retail modern yang ada, seperti Lawson, dan lainnya telah melakukan pengurusan perpanjangan izin. Selain itu saat ini Disnaker-PMPTSP Kota Malang juga telah menerima izin dari Family Mart untuk kembali menambah cabang di Kota Malang. 

"Pengurusan toko-toko modern harus sesuai dengan aturannya. Memang sekarang ini sudah menjadi yang banyak dikembangkan di Kota Malang salah satunya toko modern ini," tambahnya. 

Kini Disnaker-PMPTSP Kota Malang tengah berupaya untuk menggenjot agar para eplaku usaha dapat rutin melaporkan investasinya. Selain itu sesuai arahan pemerintah pusat untuk menggalakkan usaha kecil. 

"Salah satu potensi di Kota Malang yang sekarang menjadi kebijakan pemerintah pusat adalah kategori usaha kecil. Sekarang booming di Kota Malang ini berlomba-lomba membuat perusahaan kecil," tambahnya. 

Hadirnya retail modern di Kota Malang tak hanya menambah pilihan kuliner masyarakat, namun juga roda penggerak ekonomi. Kondisi tersebut juga memberikan peluang terhadap penurunan pengangguran di Kota Malang. 

"Adanya toko modern ini bisa menyerap tenaga kerja. Salah satu toko modern kemarin sudah berkomitmen untuk menyerap tenaga kerja 80 persen," lanjutnya. 

Arief menyebut bahwa terdapat kecenderungan lulusan SMA yang lebih menggemari bekerja di mall amupun toko modern. Ia pun meminta agar retail modern yang buka di Kota Malang dapat memprioritaskan pekerja lokal. 

"Mereka lebih suka bekerja di mall dan toko modern. Pak Pj Wali Kota menyampaikan jika di Kota Malang kekurangan untuk hal itu. Kami upayakan supaya usaha apapun yang ada untuk bisa segera menyerap dan memprioritaskan warga Kota Malang," tegasnya.(*)

Tombol Google News

Tags:

Retail Modern Investasi Kota Malang pengangguran tenaga kerja Kota Malang