KETIK, SITUBONDO – HRM. Khalilur R Abdullah Sahlawiy alias Kanjeng Pangeran Edo Yudha Negara dalam menaklukan berbagai bisnis termasuk bisnis perikanan Dunia pada tahun 2024 terfokus untuk Ekspedisi Barong Nusantara (E-BARA).
Lahirnya Ekspedisi Barong Nusantara merupakan sebuah upaya dari para Pengusaha Muda Nusantara yang merasa terhina atas kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (KKP RI) yang menyuburkan Ekspor Baby Lobster ke Vietnam tanpa memakmurkan Budidaya Lobster di Indonesia.
“Persyaratan Budidaya Lobster di Indonesia untuk bisa Ekspor Baby Lobster ke Vietnam hanyalah tipu-tipu belaka. Oleh karena itu, Menteri KKP RI layak di Penjara bukan hanya Direshuffle dari Kabinet. Semoga Presiden Prabowo Subianto segera mereshuffle Kabinetnya karena menteri-menterinya hanya membebani Wibawa Presiden saja,” ungkap HRM. Khalilur R Abdullah Sahlawiy alias Kanjeng Pangeran Edo Yudha Negara dalam keterangan pers, Sabtu 01 Februari 2025.
Lebih lanjut HRM. Khalilur R Abdullah Sahlawiy, pengusaha muda asal Kabupaten Situbondo Jawa Timur ini mengatakan bahwa, E-BARA melangkah untuk mengembalikan kehormatan bagi yang berhak. “Indonesia pemilik Baby Lobster. Sedangkan Vietnam menjadi Jawara pengekspor Lobster Dunia yang Bibit Lobsternya didatangakan dari Indonesia melalui selundupan maupun secara legal yang dimonopoli oleh Menteri KKP RI dan kroni-kroninya,” jelas HRM. Khalilur R Abdullah Sahlawiy.
Berbekal patriotisme dan berbekal Gelora Nasionalisme, kata HRM. Khalilur R Abdullah Sahlawiy, E-BARA dilahirkan. Kemudian dalam proses perjalanannya E-BARA melahirkan Dua Induk Perusahaan, yakni Bandar Laut Dunia Grup (BALAD GRUP) dan Raja Samudera Dunia Grup (RASADA GRUP). Selanjutnya BALAD GRUP dan RASADA GRUP melahirkan 58 Anak Perusahaan yang bergerak di Budidaya Lobster.
“Ketika Proses Budidaya Lobster berlangsung, Allah SWT membukakan jaringan usaha perikanan Budidaya ke Tiga Negara, yaitu China, Hongkong dan Singapura. Selanjutnya, penambahan jaringan 3 Negara ini menambah Spektrum usaha tidak lagi berkutat di Lobster melainkan bertambah dan merambah pada 4 usaha lainnya dinataranya Kerapu, Teripang, Rumput Laut dan Anggur Laut,” jelas Haji Lilur, panggilan akrab HRM. Khalilur R Abdullah Sahlawiy.
Selanjutnya, sambung Haji Lilur, lahirlah LOKETARU yang bergerak di bidang usaha Lobster, Kerapu, Teripang, Anggur Laut dan Rumput Laut. Dan LOKETARU membuat Lingkar Bisnis menjadi Lima Negara yakni Indonesia, Vietnam, China, Hongkong dan Singapura. “ Ekspedisi Barong Nusantara melahirkan LOKETARU dan Jaringan Lima Negara. Kemudian LOKETARU melahirkan Induk Perusahaan Baru yaitu GLORA GRUP dan Global Nusantara Grup,” terang pengusaha muda asal Kabupaten Situbondo.
Ke depan, kata Haji Lilur, kolaborasi GLORA Grup dan BALAD Grup akan melahirkan ribuan Perusahaan Budidaya. “Di sepanjang Tahun 2025 ini, Saya akan Fokus ke E-BARA karena akan berganti nama menjadi E-PERBAYA NUSANTARA. (Ekspedisi Perikanan Budidaya Nusantara),” jelasnya.
E-PERBAYA NUSANTARA, sambung Haji Lilur, akan bergerak MENUSANTARAKAN LOKETARU, targetnya LOKETARU MELAUT minimal di 567 Teluk di Seluruh Indonesia. Dan Indonesia akan menjadi Jawara Perikanan Budidaya di Dunia. Selain itu, Haji Lilur juga akan kembali menyempurnakan Kaplingan Tambang di Tanah Jawa. Giat itu akan beri nama Ekspedisi Jawa Dwipa (E-JAPA).
“Ekspedisi Jawa Dwipa Adalah penyempurnaan Langkah Penguasaan Tambang Tanah Jawa. Saya sdh memiliki lebih dari 1000 Tambang di Tanah Jawa-Lampung dan saatnya disempurnakan dan digerakan. Lalu apa hanya bermain di Laut dan di Tanah Jawa? Jawabannya tentu tidak,” kata pejuang Anti Korupsi asala Kabupaten Situbondo ini.
Selanjutnya, Haji Lilur mengatakan, Ekspedisi Beli Usaha Energi (E-BAGI) akan membeli konsesi-konsesi Usaha Energi diantaranya Batubara, Nikel, Pasir Besi, Bijih Besi dan lain sebagainya. “Sejak Juni 2020 sampai detik ini, Negara Kesatuan Republik Indonesia belum menerbitkan 1 pun Konsesi Energi Baru, yang ada hanya melelang blok lama. Oleh karena itu, saya bersama beberapa Induk Perusahaan Pertambangan telah mengajukan Konsesi lebih dari 270 Blok Tambang Batubara dan 80 Blok Tambang Nikel,” tegasnya.
Belum ada Kebijakan untuk pembuatan Konsesi Tambang Baru. Padahal, 5 Tahun melakukan Moratorium penerbitan Tambang di Daratan. Ada oknum tertentu yang memberikan Konsesi Tambang Pasir Laut pada mantan narapidana korupsi terbesar di Republik ini.
“Menteri KKP RI menjual tanah air dengan cara mengeluarkan Kebijakan Ekspor Pasir Laut yang Izin Ekspor pertamanya diberikan pada mantan napi koruptor terbesar di Republik Indonesia ini,” ungkap Haji Lilur.
Kemudian, Menteri ESDM dari tahun 2020 hingga 2025 melakukan MORATORIUM penerbitan Izin Batubara dan Nikel Baru. “Saya berharap ada pencabutan Moratorium ini. Kendati ada pencabutan Moratorium Tambang Galian-B ini, saya akan tetap MENDUNIA dengan 3 giat yang tertulis di atas,” tutur Haji Lilur.
E-PERBAYA NUSANTARA (Ekspedisi Perikanan Budidaya Nusantara), Ekspedisi Jawa Dwipa (E-JAPA) dan Ekspedisi Beli Usaha Energi (E-BAGI) akan terus bergerak melakukan bisnis-bisnis Legal dari wilayah sisi paling utara Vietnam hingga perbatasan dengan China.
“Dari Kamar 1550 Li Lai International Hotel District Mong Cai Provinsi Quang Ninh Vietnam, saya sedih melihat Indonesia, karena telah melakukan Moratorium Tambang Galian-B, memberikan Konsesi Tambang Pasir Laut pada Narapidana Korupsi terbesar di Republik ini. Saya berharap Tambang Pasir Laut dikeruk dari Sedimentasi. Kerukan Sedimentasinya dijual ke Singapura. Dan Singapura menyiapkan Kontrak Puluhan Triliun untuk nguruk lautnya,” beber Haji Lilur.
Apa Napi Koruptor Terbesar Republik ini akan mengeruk Sedimentasi dan menjualnya ke Singapura? “Menteri KKP terlalu banyak tipu-tipu, sebaiknya segera direshuffle dan sebaiknya segera dipenjara. Saya meyakini bahwa saya mampu membawa Indonesia mengalahkan Vietnam bahkan China di Dunia Usaha Perikanan Budidaya,” pungkas Kanjeng Pangeran Edo Yudha Negara alias HRM. Khalilur R Abdullah Sahlawiy. (*)