Serunya Lomba Mewarnai di Jember: 6 Anak Difabel Ikut Berkompetisi dalam Semangat Inklusi

16 Juni 2025 10:34 16 Jun 2025 10:34

Thumbnail Serunya Lomba Mewarnai di Jember: 6 Anak Difabel Ikut Berkompetisi dalam Semangat Inklusi
Suasana lomba mewarnai yang diusung dengan semangat inklusi di Jember. (Istimewa)

KETIK, JEMBER – Keceriaan tergambar jelas dalam lomba mewarnai yang digelar di Zam Zam Mart di Jalan Nias, Kelurahan Sumbersari, Kecamatan Sumbersari, Jember pada Minggu, 15 Juni 2025.

Lomba mewarnai itu diikuti oleh sekitar 60 anak dari jenjang TK hingga SD. Bukan sekedar lomba mewarnai biasa. 

Acara itu mengusung semangat inklusi. Karenanya, diantara puluhan anak yang berpartisipasi, turut berpartisipasi pula enam anak difabel yang ikut mewarnai dengan penuh semangat. 

Para anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) termasuk down syndrome itu ikut berbaur bersama teman-teman sebayanya untuk berkarya di atas kertas. 

Lomba ini dihelat oleh Komunitas Familenial dalam rangka menyemarakkan Hari Raya Idul Adha 1446 H/2025. 

“Lomba mewarnai ini kita adakan dari tingkat TK dan SD. Latar belakangnya semarak Idul Adha, agar anak-anak semangat dan tahu makna dari Hari Raya Idul Kurban,” ujar Ketua Panitia Lomba yang juga Ketua Komunitas Familenial, Cici Deli kepada wartawan usai acara.

Dari total peserta, lanjutnya, sekitar 10 persen di antaranya merupakan anak-anak difabel. Komunitas Familenial, lanjut perempuan yang akrab disapa Bunda Delia ini, memang sejak awal berkomitmen merangkul anak-anak berkebutuhan khusus agar tidak merasa dikucilkan.

 

Foto Salah satu peserta yang nampak ceria mengikuti lomba mewarnai. (Istimewa)Salah satu peserta yang nampak ceria mengikuti lomba mewarnai. (Istimewa)

 

“Mereka ini anak-anak hebat, meski berbeda. Di luar sana, mereka sering kali tidak diajak serta dalam kegiatan seperti ini. Maka kami beri ruang, supaya mereka juga bisa merasakan semangat dan keceriaan bersama anak-anak lainnya,” jelasnya.

Kehadiran anak-anak difabel dalam lomba mewarnai ini tak hanya menjadi momen penting bagi mereka, tapi juga bagi para orang tua. 

Salah satunya adalah Sumiati, warga Ledokombo, yang mendampingi anaknya yang merupakan penyandang disabilitas.

“Meskipun anak saya difabel, saya sering ikutkan dia kegiatan seperti ini. Tujuannya biar dia tidak kesepian dan punya teman, karena anak-anak lain biasanya enggan bergaul dengannya,” tuturnya.

Ia mengaku, anaknya kerap dianggap berbeda dan bahkan direndahkan karena keterbatasan yang dimiliki. 

“Maaf, kadang dianggap bodoh. Tapi saya tidak mau anak saya tumbuh merasa sendiri. Maka saya ajak dia aktif ikut kegiatan positif seperti ini,” imbuhnya dengan suara lirih.

Acara lomba mewarnai ini pun menjadi ruang inklusif bagi anak-anak difabel untuk tampil percaya diri, sambil bersosialisasi dan membangun interaksi bersama anak-anak seusia mereka. Di akhir acara, semua peserta mendapat bingkisan, dan beberapa karya terbaik mendapat apresiasi khusus dari panitia.

Dengan pelibatan anak-anak difabel, Komunitas Familenial berharap makin banyak pihak yang membuka ruang inklusif serupa, sehingga tidak ada lagi anak yang merasa terkucilkan karena perbedaan.

"Aku biar pintar sama berani. Aku mau belajar lebih bagus lagi, biar terus juara," pungkas salah satu anak difabel yang ikut lomba, Gwin. (*) 

Tombol Google News

Tags:

Jember Difabel disabilitas inklusi lomba mewarnai Komunitas Familenial