Sinergi Pemerintah dan BI Kendalikan Inflasi, IHK November 2024 Tetap Terjaga

Jurnalis: Husni Habib
Editor: Mustopa

12 Desember 2024 14:08 12 Des 2024 14:08

Thumbnail Sinergi Pemerintah dan BI Kendalikan Inflasi, IHK November 2024 Tetap Terjaga Watermark Ketik
Ilustrasi inflasi. (Foto: Pexels)

KETIK, JAKARTA – Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada November 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,5±1persen.

IHK November 2024 tercatat inflasi sebesar 0,30 persen (mtm), sehingga secara tahunan menurun menjadi 1,55 persen (yoy) dari realisasi inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,71 persen (yoy).

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Ramdan Denny Prakoso mengatakan, berkat sinergi yang harmonis antara pemerintah dan Bank Indonesia, inflasi dapat tetap terkendali. 

Hal ini juga tidak lepas dari kerja sama yang terjalin antara Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah. 

"Ke depan, Bank Indonesia meyakini inflasi akan tetap terkendali dalam kisaran sasaran 2,5±1 persen pada 2024 dan 2025," kata Ramdan, Senin 12 Desember 2024.

Lebih lanjut, di tengah ekspektasi inflasi yang tetap terjaga dalam kisaran sasaran, Inflasi inti pada November 2024 tercatat sebesar 0,17 persen (mtm), lebih rendah dari inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 0,22 persen (mtm).

Inflasi inti didorong oleh peningkatan harga komoditas global, di tengah ekspektasi inflasi yang tetap terjaga dalam kisaran sasaran.

Inflasi inti pada November 2024 disumbang terutama oleh inflasi komoditas emas perhiasan, minyak goreng, dan kopi bubuk. Secara tahunan, inflasi inti November 2024 tercatat sebesar 2,26 persen (yoy), meningkat dari inflasi inti bulan sebelumnya sebesar 2,21 persen (yoy).

Kelompok volatile food pada November 2024 mengalami inflasi sebesar 1,07 persen (mtm), meningkat dari deflasi bulan sebelumnya sebesar 0,11 persen (mtm). 

"Inflasi kelompok volatile food disumbang terutama oleh komoditas bawang merah, tomat, dan daging ayam ras," tambahnya.

Peningkatan harga komoditas hortikultura didorong oleh berlangsungnya masa tanam, sementara kenaikan harga komoditas daging ayam ras dipengaruhi oleh harga bibit Day Old Chicks (DOC) yang meningkat.

Secara tahunan, kelompok volatile food mengalami deflasi sebesar 0,32 persen (yoy), menurun dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,89 persen (yoy). 

"Ke depan, inflasi volatile food diprakirakan tetap terkendali didukung oleh sinergi pengendalian inflasi TPIP dan TPID melalui GNPIP di berbagai daerah," paparnya.

Sementara itu, inflasi kelompok administered prices didukung terutama oleh komoditas sigaret kretek mesin (SKM) dan tarif angkutan udara, seiring dengan berlanjutnya transmisi kenaikan cukai hasil tembakau dan peningkatan mobilitas masyarakat. 

"Secara tahunan, inflasi kelompok administered prices tercatat sebesar 0,82 persen (yoy), meningkat dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,77 persen (yoy)," pungkasnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

Bank Indonesia keuangan Ekonomi Inflasi BPS Komoditas