KETIK, SURABAYA – Dalam proses pengobatan banyak hal yang mempengaruhi proses penyembuhan pasien. Selain obat ada juga faktor genetik yang memegang peranan penting saat tubuh pasien bereaksi terhadap proses perawatan yang dilakukan dokter.
Matthew Justyn selaku Product Specialist Prodia mengatakan untuk memperoleh hasil kesehatan yang maksimal perlu dilakukan sejumlah tes, salah satu yang bisa dilakukan adalah tes farmakogenomik.
Tes ini merupakan gabungan dari 2 disiplin ilmu yakni farmakologi yang mempelajari terkait obat dan interaksinya pada tubuh, dan Genomic ilmu yang mempelajari tentang genetik.
"Sehingga bisa disimpulkan farmakogenomik adalah ilmu yang menganalisa terkait kecocokan obat berdadarkan profil genetik pasien," jelas Matthew, Minggu (11/8/2024).
Matthew menambahkan jika sebelumnya dokter hanya melihat reaksi pasien terhadap suatu obat dari keluhan yang terlihat. Akan tetapi melalui tes farmakogenomik dokter bisa melihat lebih jelas melalui genetik pasien secara langsung.
"Nanti setelah melihat tes ini dokter bisa memberikan perawatan lebih tepat, efektif, dan ekonomis," tambahnya.
dr.Valentinus selaku dokter spesialis syaraf. (Foto: Husni Habib/Ketik.co.id)
Sementara itu dr.Valentinus selaku dokter spesialis syaraf menuturkan dalam pengobatan penyakit tidak menular seperti stroke biasanya dokter akan memberikan obat pengencer darah, karena seperti yang kita tahu jika stroke merupakan penyakit yang disebabkan oleh penyumbatan darah.
Saat memberikan obat tersebut, ternyata respon tubuh pasien berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh komposisi genetiknya. Oleh sebab itu dengan adanya tes farmakogenomik ini dokter seperti memiliki manual book, sehingga proses pengobatan bisa lebih maksimal.
"Jadi dengan adanya tes kita bisa melihat, oh ternyata pasien ini cocoknya dengan obat ini. Karena kalau dipakai yang lain responnya kurang baik," tuturnya.
Dijelaskan juga bahwa pemeriksaan genomik cukup dilakukan satu kali seumur hidup dan dapat dilakukan o|eh individu berusia lebih dari 18 tahun. Hasil dari pemeriksaan genomik nantinya dapat dijadikan sebagai pegangan bagi seseorang untuk lebih mengetahui risiko penyakit dan langkah mitigasinya.
"Farmakogenomik berguna untuk dapat memberikan obat sesuai personalized medicine, dimana seseorang perlu diterapi sesuai kecenderungan gen yang dimiliki," pungkasnya.(*)