Tete Tu Sewali Majdzub; Jadzab dalam Samudera Tuhan

13 Maret 2025 15:52 13 Mar 2025 15:52

Thumbnail Tete Tu Sewali Majdzub; Jadzab dalam Samudera Tuhan Watermark Ketik
Oleh: Sahib Munawar *

Secara lahiriah wali majdzub tidak tampak menempuh jalan salik. Tapi pada hakikatnya, meraka mendapati jalan yang lebih cepat ketimbang para salik lainnya di hadapan Allah SWT. Mereka terkesan mencapai maqam kewalian banyak usaha. 

Hal demikian menjadi anugerah dari Allah SWT kepada hamba-hamba yang terpilih. Meraka adalah orang-orang yang dikejutkan atas pertolongan Allah SWT dengan mendadak tanpa ada persiapan dan syarat dari diri mereka sendiri. Mereka dipilih karena akhlak dan ibadahnya. 

Syaikh Abu Al Abbas membagu manusia dalam dua kelompok, pertama klompok yang sampai pada ketaatan kepada Allah SWT berkat kemurahanya, dan kelompok kedua, berkat ketaatan kepada Allah sampai pada kemurahanya. 

Arti dari ucapan Syaikh Abu diatas adalah bahwa di antara manusia ada yang Allah gerakkan perhatianNya sampai kepadanya, sehingga ia melipat nafsu dan tabiatnya kemudian bergerak menuju kehadirat pada Tuhan.

Wali Majdzub merupakan tingkatkan wali paling kecil, biasanya memiliki sifat yang nyeleneh, bahkan dibilang orang yang kehilangan akal sehatnya atau anggapan orang adalah gila. Mereka yang Majdzub kadang mengeluarkan pernyataan yang aneh akibat karena mabuk terhadap kecintaannya pada Tuhan, adapun ucapan atau pertanyaan terdengar aneh dan kontroversi bagi orang yang mendengar, dicap sesat, gila, dangkal dan lain lain.

Dalam sejarah kesufian terdapat beberapa wali dan sufi seperti di Baghdad atau iran seperti Al Hallaj dengan ucapan Ana Al haq( aku adalah yang hak kebenaran) Syaikh Sitti Jenar dengan Manunggaling kawulo gusti( Tuhan menyatu dalam wujud saya), ucapan seperti ini adalah mereka yang mengalami jadzab yang ditarik atau dibuka hijab dengan Allah dengan kata lain ekstase pemindahan dan sudah diluar dari nalar manusia secara kasat mata dimensimistikdimensimistik. 

Wali Majdzub sering kali menampilkan tindakan lahiriah yang aneh dan mendekati tindakan orang gila, akan tetapi mereka juga memunculkan Karomah yang cenderung negatif dimata orang awam. Bagi orang awam tentu saja mustahil untuk mengetahui apakah seseorang yang berkelakuan seperti orang gila itu adalah wali ataukah orang gila benaran. 

Kalau secara teori, memang mudah untuk membedakan, namun secara empiris sulit untuk membedakan antara wali Majdzub dan orang gila bahkan analisis psikolog modern yang paling cangih sekalipun mustahil menentukan batas-batasnya. Sebab tindakan dari jadzab ini tidak terbatas sesuai dengan ketidak terbatasan tajalinya ilahiah yang tampak pada mereka. 

Orang yang mengalami akan mampu merasakannya, orang yang mengalami seperti ini sering kali melakukan perubahan diluar dari nalar manusia biasa. Segala keanehan atas perbuatannya adalah petunjuk dari Tuhan, keadaan antara dia dengan Allah terbuka pintu hijab atas kehadirat Ilahiah sehingga ia terpesona dan jiwanya terguncang, mereka terpesona dengan kegunaan dan keindahan Allah. 

Di Bacan, Kabupaten Halmahera Selatan, ada sosok seorang tokoh ulama, bahkan di anggap wali Majdzub dia sering disapa Tete-Tu sebagai panggilan akrabnya, kepribadian kurang dikenali seperti ulama, Kiyai kondang atau penceramah seperti di youtube dan lain lain. Semuanya itu tidak ada pada sosok Tete-Tu, siapapun ketika melihatnya akan muncul dalam pikiran yang negatif, bahkan dicap sebagai orang yang aneh. Kenapa tidak? dari penampilannya saja terlihat compang camping, berpakaian kusut, rambut yang tak terurus.

Ia hanya membalut tubuhnya dengan sarung, kemeja bergaris dan menutup kepala dengan peci hitam dan mulutnya dengan gresik plastik, menunjukkan sikap zuhud pada kita terhadap kemewahan dunia yang fana ini.

Selama hidupnya tidak pernah berbuat salah apalagi bertengkar dengan orang lain, aktivitas kesehariannya disisi dengan ibadah kepada Allah, sebagai latihan mengosongkan diri dari segala keburukan dan kesenangan duniawi serta mengisinya dengan kebaikan kepada Allah sebagai tujuannya. Ia adalah anugerah dari allah sebagai orang pilihan karena akhalak dan anugerah atas ibadahnya, dalam diri Tete Tu terdapat kewalian atau di sebut Majdzub karena setiap perkataannya mengandung kebenaran dari rahmat Tuhan meskipun itu aneh secara lahirah bagi orang awam seperti kita.

Namun dibalik itu terdapat karomah yang tersembunyi pada wujud yang tidak tampak padanya. Karena apa yang dialami dan dirasakan oleh Tete Tu itu diluar dari nalar dan batas manusia biasa seperti kita. Semua itu adalah berkat anugerah dari Tuhan padanya. 

Kondisi jadzab yang ada pada Tete Tu adalah perbuatan yang dinilai ganjil oleh orang awam . Dijelaskan dalam buku mengenal Tasawuf Rasulullah karya Khalilurrahman, seorang wali majdzub sejatinya telah tenggelam dalam rasa rindu dan cinta kepada Allah Swt.

Syeikh Abu Madyan, seorang sufi terkenal pernah berkata bahwa Apa bila kita telah bersih maka menjadi bersih pula akal kita dan apa bila kita terkonsentrasi dalam keadaan kecintaan, maka kita menjadi lupa terhadap diri sendiri dan sekitar kita. 

Maka janganlah engkau mencaci seorang yang mabuk dalam keadaaan mabuknya, karena taklif (beban syariat ) telah diangkat dari kita yang sedang mabuk cinta pada Tuhan hingga hilang ingatan. 

Dalam sebuah hadist disebut, tidaklah seorang hamba sampai kepada hakekat keimanan hingga orang orang menyangkanya seakan akan ia telah menjadi gila (HR Ahmad, Abu Ya'la, Ibn Hibban).

Karakateristik khusus seorang wali majdzub ciri-ciri terdapat pada Tete-Tu ada Dalam kisah sufi bahwa suatu ketika ada seorang yang di dalam doanya berkata Ya Allah, Engkau di dunia ini tidak dapat dilihat dengan mata maka berikanlah kapada hatiku sesuatu yang menjadikannya tenang.

Tiba-tiba, orang tersebut pingsan tanpa diketahui sebabnya. Setelah sadar, ia mengucapkan kata-kata tasbih berulang ulang. Ketika ditanya mengapa ia membaca tasbih berulang-ulang, ia menjawab: 

"Aku telah diberikan ketenangan (as-sakinah) sebagai pengganti dari melihat kepada-Nya, dan aku katakan: Wahai Tuhan aku tidak sadarkan diri dalam kecintaanku kepada-Mu dan aku tidak dapat menahan diri untuk mengatakan apa yang telah aku katakan.

Kita di Indonesia banyak sosok majdzub banyak sebagian besar mereka tersembunyi dan tidak diketahui maqam kewaliannya, kecuali hanya oleh wali lain.

Penampilan mereka tidak berbeda dengan orang lain ada yang berprofesi pedagang, tukang ojek, tukang cukur, pengamen atau bahkan seperti orang gila.

Sikap seorang Muslim kepada wali majdzub hendaknya tetap husnuzhan. Cukup yakinkan diri bahwa apa yang ia lakukan adalah atas kehendak Allah SWT karena ia begitu mencintai-Nya.

Jika engkau memanggil-Nya 'Hu' (Dia), huruf 'ha' dan 'waw' hanyalah makhluk-Nya. Jika engkau bertanya kapan, Dia ada sebelum kapan. Jika engkau bertanya di mana, Dia tak dibatasi oleh ruang. 

Laisa kamislih syaiun huwa laisamiun basiir. 

Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat (Q.S.Asy Syuura 42: 11).

 

*) Sahib Munawar merupakan pegiat literasi di Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara. 

**) Isi tulisan di atas menjadi tanggung jawab penulis

***) Karikatur by Rihad Humala/Ketik.co.id

****) Ketentuan pengiriman naskah opini:

  • Naskah dikirim ke alamat email [email protected].
  • Berikan keterangan OPINI di kolom subjek
  • Panjang naskah maksimal 800 kata
  • Sertakan identitas diri, foto, dan nomor HP
  • Hak muat redaksi.(*)

Tombol Google News

Tags:

opini Sahib Munawar Tete Tu Sewali Majdzub Jadzab Samudera Tuhan Halmahera Selatan Halsel literasi