Wali Kota Nurochman Jajaki Potensi Kerja Sama Hortikultura dengan Belanda

17 Juni 2025 11:15 17 Jun 2025 11:15

Thumbnail Wali Kota Nurochman Jajaki Potensi Kerja Sama Hortikultura dengan Belanda
‎Wali Kota Batu, Nurochman saat menghadiri Economic Mission Belanda-Indonesia yang digelar di Hotel Shangri-La Jakarta, Senin 16 Mei 2025. (Foto: Prokopim Kota Batu)

KETIK, BATU – ‎Wali Kota Batu, Nurochman mempresentasikan keunggulan Kota Batu dalam rangkaian kegiatan Economic Mission Belanda-Indonesia yang digelar di Hotel Shangri-La Jakarta, Senin, 16 Mei 2025. 

‎Kegiatan ini diinisiasi oleh Kedutaan Besar Kerajaan Belanda di Indonesia dan dipimpin langsung oleh Wakil Menteri Urusan Ekonomi Luar Negeri Belanda, Michiel Sweers.

‎Dalam misi dagang tersebut, Kota Batu sebagai satu-satunya Kota di Indonesia yang diundang, bersama tiga provinsi dan satu kabupaten dari Sumatra.

‎Lebih dari 70 perusahaan Belanda dari sektor air, maritim, dan hortikultura turut serta dalam misi  tersebut. Termasuk 28 perusahaan dan lembaga yang secara khusus fokus pada pengembangan hortikultura berkelanjutan.

‎"Dalam forum ini, banyak hal dan manfaat dalam diskusi yang luar biasa pada sektor pertanian terutama untuk Kota Batu. Tentunya kita akan bawa ke Kota Batu, bagaimana kemudian smart farming yang menjadi pertanian masa depan supaya petani muda tertarik untuk terus bertani di Kota Batu," jelasnya, Selasa, 17 Juni 2025.

‎Dalam sesi seminar dan presentasi bertajuk “Kota Batu: The Highland of Opportunity”, Nurochman memaparkan potensi besar Kota Batu sebagai salah satu sentra hortikultura unggulan di Indonesia. 

‎Berada di dataran tinggi antara 900–2.000 mdpl dan didukung oleh lebih dari 250 mata air alami, Kota Batu memiliki iklim ideal untuk pengembangan tanaman pangan dan hortikultura berkualitas tinggi.

Kota Batu memiliki komoditas unggulan seperti jeruk, apel, pakcoy, wortel, dan kentang diproduksi dalam skala besar dengan cakupan distribusi hingga ke berbagai wilayah di Indonesia, seperti Jawa, Bali, Kalimantan, dan Sulawesi. Bahkan, sebagian besar pasokan hortikultura untuk Indonesia bagian tengah dan timur dari Kota Batu.

‎"Kami menggarisbawahi pentingnya transformasi melalui teknologi dan kolaborasi. Salah satunya melalui inisiatif CooSAE (Cooperative of Smart Agriculture Ecosystem), wadah pemberdayaan petani muda berbasis jaringan sosial dan inovasi teknologi," jelas Pria yang akrab disapa Cak Nur itu.

‎Misi ekonomi itu, urai Cak Nur, bertujuan untuk memperluas jaringan kerja sama, terutama dalam penguasaan teknologi pertanian seperti farming dan greenhouse, serta transfer pengetahuan bagi petani muda melalui program corporate social responsibility (CSR).

‎Langkah tersebut sejalan dengan visi-misi Wali Kota Nurochman untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Keberhasilan ini juga menjadi salah satu capaian menonjol dalam 100 hari pertama kepemimpinannya.

‎"Kami ajak pihak Belanda untuk menjalin kemitraan di beberapa area prioritas. Seperti pengembangan varietas unggul, sistem pertanian terlindungi, teknologi pemulihan lahan, pengendalian hama ramah lingkungan, dan transfer pengetahuan melalui pelatihan petani," ujarnya.

‎Menurut Cak Nur, misi dagang tersebut mendapatkan sambutan positif. Salah satunya dari Kota Westland di Belanda, yang berencana mengunjungi Batu. Mereka ingin melihat langsung kondisi pertanian setempat guna mematangkan rencana kerja sama bisnis di sektor pertanian.

‎"Misi dagang ini menjadi langkah strategis Pemerintah Kota Batu dalam memperluas jejaring kemitraan internasional. Serta, membuka peluang kerja sama di sektor hortikultura dengan berbagai perusahaan dan institusi dari Kerajaan Belanda," tegas Cak Nur. (*)

 

Tombol Google News

Tags:

Kota Batu Wali Kota Batu Nurochman Economic Mission Belanda-Indonesia misi dagang Holtikultura Kerajaan Belanda