KETIK, JEMBER – Cuaca panas ekstrem yang baru-baru ini terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia harus diperhatikan. Siapa sangka paparan sinar matahari langsung dapat menyebabkan masalah kesehatan yang cukup serius.
Hal itu dijelaskan dokter spesialis bedah plastik, dr. Ulfa Elfiah bahwa perbedaan cuaca yang ekstrem pasti akan memengaruhi metabolisme yang ada di dalam tubuh manusia, termasuk kesehatan kulit.
Perempuan yang akrab disapa dr. Ulfa itu membeberkan ada paparan sinar matahari yang baik dan buruk bagi kesehatan. Menurutnya, sinar matahari yang baik yaitu sinar pagi sejak matahari terbit hingga pukul 8.
“Sinar ultraviolet yang bisa membantu mengaktifkan vitamin D dalam proses metabolisme tubuh. Bisa menguatkan tulang dan meningkatkan daya tahan tubuh,” jelasnya.
Sedangkan, di atas jam tersebut, sinar ultraviolet (UV) ini sangat berbahaya, bisa menjadi salah satu penyebab penyakit kanker kulit, baik bersifat jinak atau ganas,” beber perempuan berkacamata itu.
dr. Ulfa menerangkan ada beberapa ciri-ciri yang dapat dikenali, pada kanker jinak timbul kutil di permukaan wajah atau leher. Lalu, kanker atau tumor ganas atau melanoma ditandai seperti tahi lalat, jika diraba mudah berdarah.
“Ada sedikit rambut, berwarna hitam gelap di tengahnya,” jelasnya.
Untuk itu, perempuan yang juga Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Jember, membagikan tips kepada masyarakat yang sering beraktivitas di luar ruangan.
Pertama, cuaca panas meningkatkan penguapan cairan tubuh yang ditandai dengan berkeringat. Agar tidak terjadi dehidrasi, maka dr. Ulfa menyarankan untuk minum air putih yang banyak.
Kedua, selalu menjaga kelembaban dan elastisitas kulit. “Proteksi permukaan kulit dengan menggunakan krim pelembab,” lanjutnya.
Ketiga, selalu menggunakan tabir surya untuk menangkal paparan sinar UV. “Bisa ditambah pelindung fisik seperti baju lengan panjang, kacamata, topi, payung. Karena itu penting untuk menghindari interaksi langsung antara kulit dan sinar matahari,” tutup dr. Ulfa.(*)