KETIK, SURABAYA – Jalan Tunjungan Surabaya merupakan salah satu kawasan bersejarah, ikonik maupun destinasi wisata di Kota Pahlawan.
"Menjual" konsep wisata jalan kaki dan kuliner, Jalan Tunjungan menjadi lokasi paling favorit yang dikunjungi. Terbukti, setiap malam ratusan hingga ribuan orang berkunjung ke tempat wisata yang berlokasi di pusat Surabaya tersebut.
Tak hanya menikmati makanan, minum kopi dan sekadar nongkrong, para pengunjung juga mengandalkan pedestrian maupun trotoar di sana untuk berswa foto ataupun berfoto ria bersama.
Apalagi bangunan-bangunannya yang heritage atau sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda itu membuat pengunjung betah berlama-lama di sana, meskipun berjalan kaki.
Namun, keindahan dan keeksotisan Jalan Tunjungan sedikit terganggu gara-gara ubin di pedestrian yang rusak terkelupas.
Tak hanya di satu titik, tapi di sejumlah titik sepanjang Jalan Tunjungan, baik sisi barat maupun timur atau kanan kiri sepanjang jalan protokol itu.
Kerusakan ubin salah satunya terdapat di depan toko atau gerai penjual kaca mata, yang dinilai menimbulkan keresahan bagi pengunjung.
Kemudian di depan supermarket yang berdasarkan pantauan wartawan ketik.co.id telah mengalami kerusakan parah sejak April 2025.
Kondisinya saat ini, meski sudah ditambal, namun belum ditutup ubin sehingga terkesan setengah-setengah dalam memperbaiki kawasan tersebut.
Tentu saja, ini tidak hanya mengganggu estetika, tetapi juga membahayakan keselamatan pejalan kaki.
Terlihat beberapa bagian trotoar berlubang dengan ubin yang sudah pecah dan terkelupas, meninggalkan area tanah terbuka yang tidak rata. pecahan-pecahannya juga berserakan, sementara beberapa ubin lain mengalami keretakan parah.
Kondisi jalan ubin di jalan Tunjungan (foto Albertus Pedro Junior/Ketik.co.id)
Alhasil, lokasi yang setiap harinya ramai dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara itu justru memberikan kesan kurang baik di mata pengunjung.
"Jelas mengganggu, apalagi di saat malam hari, bisa-bisa ada yang tersandung," ungkap Jeaneta, salah seorang pengunjung yang ditemui di Jalan Tunjungan, Kamis, 15 Mei 2025.
Menurut dia, Pemerintah Kota Surabaya harus segera merenovasi karena Jalan Tunjungan merupakan salah satu ikon dari kota Surabaya.
Kondisi serupa juga terlihat di sekitar pepohonan di sepanjang trotoar, yang mana akar-akar yang tumbuh telah mendorong dan merusak ubin di sekitarnya.
Kerusakan berupa ubin yang pecah dan beberapa bagian trotoar yang tidak rata menjadi pemandangan kurang menyenangkan. Kondisi ini dikhawatirkan dapat membahayakan keselamatan pejalan kaki, terutama anak-anak, lansia bahkan pengunjung disabilitas.
"Menurut saya meresahkan, karena selain mengganggu estetika, juga memprihatinkan bagi anak-anak, takutnya jatuh tersandung," ujar Rio, salah seorang pengunjung lainnya.
Pun demikian dikatakan Kevin, warga Surabaya yang sedang menikmati Jalan Tunjungan pada Kamis siang. Ia sangat menyayangkan kondisi ubin yang rusak di kawasan ikonik tersebut.
"Harapan saya ubin-ubin di trotoar yang rusak segera direnovasi agar tidak mengganggu para pejalan kaki," ucapnya.
Kondisi jalan ubin di jalan Tunjungan (foto Albertus Pedro Junior/Ketik.co.id)
Sementara itu, beberapa waktu lalu Wakil Ketua Komisi C DPRD Surabaya Aning Rahmawati sempat menyoroti kerusakan ubin di pedesterian Jalan Tunjungan.
Ia menyebut kerusakan ini tidak hanya mengganggu kenyamanan, kondisi ini juga membahayakan keselamatan, terutama bagi anak-anak, lansia dan penyandang disabilitas.
"Seluruh Fasum harus menjamin keamanan keselamatan penggunanya, termasuk pedestrian," kata Aning saat itu ditemui di Kantor DPRD Surabaya pada pertengahan April lalu.
Di sisi lain, Pemkot Surabaya sebelumnya dikenal sigap dalam mempercantik ruang publik. Namun, keluhan warga soal rusaknya pedestrian ini menjadi catatan penting untuk ditindaklanjuti segera.
Apalagi Jalan Tunjungan merupakan etalase yang berada di pusat kota sehingga sering menjadi sorotan wisatawan domestik maupun mancanegara. (*)
Penulis : Ibnu Chaldun Suneth, Albertus Pedro Junior