KETIK, SURABAYA – Kabar gembira untuk Bonek Mania, Stadion kebanggan warga Surabaya Gelora Bung Tomo (GBT) dipastikan bisa digunakan Persebaya Surabaya sebagai home base di Liga 1 2023-2024.
Persebaya Surabaya sempat 'terusir' dari GBT, karena stadion itu semula bakal menjadi veneu Piala Dunia U-20 pada 2023.
Namun FIFA membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20, sehingga Stadion GBT bisa digunakan lagi untuk markas Persebaya Surabaya.
Dijelaskan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyebut Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) bisa segera kembali digunakan lagi untuk penggelaran pertandingan-pertandingan sepak bola.
"Di akhir April," kata Eri, Kamis (27/4/2023).
GBT yang sebelumnya disiapkan untuk gelaran sepak bola internasional Piala Dunia U-20, mendapatkan implikasi baik dalam segala aspek, termasuk infrastruktur dan kenyamanan.
"Kami sebenarnya sudah selesai (merenovasi) tapi pas mau (dipakai) banyak batu-batu di sana jadi harus dibersihkan dulu," ucapnya.
Pemkot Surabaya, kata dia, siap memberikan akses bagi pihak manajemen Persebaya, terkait penggunaan Stadion GBT untuk menggelar laga kandang pada liga musim depan.
Fasilitas yang mumpuni itu diyakininya mampu mengangkat mental dan semangat bertarung para pemain Persebaya.
Tak sampai di situ, dia menginginkan Persebaya bisa membawa pulang trofi kasta tertinggi kompetisi sepak bola tanah air yang yang terakhir kali direngkuh pada tahun 2004 atau 19 tahun lalu.
Di sisi lain, Eri berharap materi pemain Persebaya musim depan juga diisi materi pemain-pemain kelas wahid untuk mendongkrak performa tim asuhan Aji Santoso di atas lapangan.
“Nanti kalau Persebaya main tarafnya sudah internasional. Semoga Persebaya juara,” ujarnya.
Sementara, Eri kembali memastikan bahwa seluruh pengerjaan fasilitas di Stadion GBT sudah rampung, hanya menunggu terselesaikannya pengerjaan sulam rumput.
“Iya tinggal rumput saja, ternyata internasional itu antar rumput dijahit atau disulam, saya baru tahu juga. Makanya rumput internasional bagus, soalnya antar rumput dijahit lek wong Suroboyo ngomonge (kalau orang Surabaya menyebutnya) diobras,” ujar Wali Kota Surabaya (*)
