Anies Baswedan Ziarah ke Makam KH Zainul Arifin Pohan 

Jurnalis: Shinta Miranda
Editor: Rudi

9 Februari 2023 04:20 9 Feb 2023 04:20

Thumbnail Anies Baswedan Ziarah ke Makam KH Zainul Arifin Pohan  Watermark Ketik
Anies Baswedan berziarah ke makam KH Zainul Arifin Pohan dalam rangka memperingati 1 abad NU. (Foto: instagram aniesbaswedan)

KETIK, JAKARTA – Bakal calon presiden (capres) Anies Baswedan melakukan ziarah ke makam KH Zainul Arifin Pohan salah satu penggerak (muharrik) Nahdlatul Ulama (NU) awal di Jakarta dan pahlawan bangsa. Ziarah ini dilakukan Anies tepat pada peringatan 1 abad NU yang jatuh Selasa, 7 Februari 2023. 

Anies mengatakan, Zainul Arifin Pohan merupakan salah satu penggerak (muharrik) NU awal di Jakarta dan pahlawan bangsa.  

Gus Dur menggambarkan Zainul Arifin dengan bangsawan yang ber-NU melalui jalur kemerdekaan. 

Lahir di Barus, Sumatera Utara, pada 12 September 1909, KH Zainul anak tunggal Raja Barus, Sultan Ramali bin Tuangku Raja Barus.  

“Sejak remaja merantau ke Batavia dan langsung bergabung di Gerakan Pemuda (GP) Ansor, dan kemudian menjadi Ketua NU Jatinegara dan Majelis Konsul NU Batavia,” kenang Anies dalam unggahannya di media sosial. 

Pada masa revolusi Indonesia, KH Zainul Arifin menjadi panglima Hizbullah. Dia merekrut dan melatih anak-anak muda di desa-desa untuk menjadi pejuang bangsa. 

"Beliau mewakafkan seluruh waktu dan energinya untuk NU dan republik. Terlibat sangat aktif dalam berbagai posisi dan tugas di NU dan kenegaraan. Mulai dari Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP-KNIP), wakil perdana menteri pada kabinet Ali Sastroamidjojo I (1953-1955), anggota konstituante, dan terakhir menjadi Ketua DPR-GR sebagai perwakilan NU," ujarnya. 

Saat puncak pemberontakan DII/TII pada kurun Tahun 1960-an, KH Zainul Arifin beserta NU menyatakan sikap tetap memihak republik. 

Maka, meskipun beredar kabar berbagai upaya pembunuhan terhadap Presiden Soekarno, KH Zainul memilih melindungi sang presiden. Sehingga akhirnya pada 10 Dzulhijjah 1381 H/14 Mei 1962. 

Lebih jauh kata dia, saat puncak pemberontakan DII/TII pada kurun 60-an, KH Zainul Arifin beserta NU menyatakan sikap tetap memihak Republik.  

Maka, meskipun beredar kabar berbagai upaya pembunuhan terhadap Presiden Soekarno, KH Zainul memilih melindungi sang presiden.  

Sehingga akhirnya pada 10 Dzulhijjah 1381 H/14 Mei 1962. Pada rakaat kedua KH Zainul Arifin terkena peluru yang ditembakkan anggota DII/TII yang ikut shalat Idul Adha. Peluru tersebut mestinya mengenai Presiden Soekarno.  

“Beliau syahid pada 2 Maret 1963. Negara mengangkatnya menjadi pahlawan kemerdekaan nasional. Dan, namanya diabadikan menjadi salah satu jalan di Jakarta, tepatnya jalan KH Zainul Arifin, Jakarta Pusat,” tutur mantan Gubernur DKI Jakarta ini. 

Anies mengungkapkan, "Kisah KH Zainul Arifin ini adalah cerminan dari bagaimana NU mewarnai Indonesia. Tak pernah mundur selangkah pun untuk urusan keislaman dan keindonesiaan. Kini, NU siap menghadapi abad kedua yang penuh dengan tantangan. Insya Allah NU senantiasa merawat jagat, membangun peradaban,” tutur Capres NasDem. (*)

Tombol Google News

Tags:

Capres Nasdem Anies Baswedan KH Zainul Arifin Pohan