KETIK, JEMBER – Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) menargetkan Kabupaten Jember, Jawa Timur menjadi daerah kemenangan Paslon nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka di Pilpres 2024 nanti.
Hal ini disampaikan Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra, Kawendra Lukistian saat bertemu dengan seluruh kader dan Pengurus Anak Cabang (PAC) Partai Gerindra di Pantai Papuma Jember, pada Selasa (9/1/2024).
Sejumlah kader yang terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Bendahara PAC Partai Gerindra menunjukkan soliditasnya untuk memenangkan Prabowo-Gibran di Jember
“Kami memastikan teman-teman menyambut pemungutan suara 14 Februari 2024 dengan soliditas, dengan semangat yang sama, memastikan Pak Prabowo dan Mas Gibran bisa menang satu putaran,” kata pria yang akrab disapa Mas Kawe ini.
Solidaritas antar kader tersebut harus dibangun untuk memenangkan Prabowo-Gibran di Jember. Mengingat pada Pilpres 2019, dari 31 kecamatan yang ada di Jember, Paslon Prabowo-Sandiaga Uno hanya menang di dua kecamatan, yaitu Tanggul dan Sumberbaru.
Karena itu, Mas Kawe menekankan perlunya kerja-kerja pemenangan semakin ditingkatkan untuk memastikan kemenangan satu putaran kali ini.
“Perlu dioptimalkan lagi, terus menyentuh masyarakat, menjangkau daerah-daerah yang selama ini belum terjangkau, dan pastikan suaranya bisa solid untuk Prabowo-Gibran, caleg DPR RI, dan caleg DPRD dari Gerindra,” kata calon legislator DPR RI Dapil Jember-Lumajang ini.
Kawendra menilai Prabowo sudah menunjukkan kapasitas seorang pemimpin saat debat kandidat putaran ketiga yang digelar di Istora Senayan, Jakarta pada Minggu (7/1/2024) kemarin.
“Di sini terlihat bedanya, mana yang bisa menjelaskan secara proporsional dan mana yang bisa menyerang secara personal. Pak Prabowo menunjukkan kelasnya sebagai negarawan,” papar pria yang juga Wakil Komandan Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran.
Menurutnya, dalam debat Prabowo telah menjawab dengan proporsional dengan menjaga kerahasiaan pertahanan negara. Dengan mengindahkan batas-batas penjelasan yang harus dijaga. Karena bukan hanya berkaitan dengan kepentingan menguasai konteks pertahanan.
“Tapi bagaimana keselamatan bangsa dan rakyat. Tentunya data-data penting jadi rahasia negara, alhamdulillah, Pak Prabowo tak terpancing membuka rahasia negara, walaupun dipancing terus,” tutup Kawendra.(*)