Studi Banding Penanganan Stunting di Indonesia, Pejabat Laos Belajar Pengelolaan Hidroponik

Jurnalis: Mustopa
Editor: Naufal Ardiansyah

8 September 2023 09:11 8 Sep 2023 09:11

Thumbnail Studi Banding Penanganan Stunting di Indonesia, Pejabat Laos Belajar Pengelolaan Hidroponik Watermark Ketik
Pejabat Laos saat menyambangi Pagertani. (Foto: Setwapres)

KETIK, JAKARTA – Sejumlah pejabat Laos melakukan studi banding ke Indonesia untuk mengetahui proses perencanaan dan penganggaran serta implementasi penurunan stunting di Indonesia. Ada beragam kegiatan yang diikuti delegasi Laos sejak tanggal 4 hingga 7 September 2023. 

Selain mengikuti lokakarya dari beberapa kementerian/lembaga, para delegasi juga mendapatkan kesempatan mengunjungi Posyandu dan Program Pekarangan Pangan Lestari (P2L) di Kota Depok. Kegiatan tersebut difasilitasi Sekretariat Wakil Presiden Indonesia.

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Sekretariat Wakil Presiden, Suprayoga Hadi mengatakan, Indonesia dipilih karena mampu menurunkan stunting. Dalam 4 tahun terakhir angkanya turun 9,2 persen.

Menurut Suprayoga Hadi, delegasi Laos mendapat kesempatan untuk melihat intervensi penanganan stunting di Posyandu, kawasan Cimanggis Depok. Setelah itu, mereka belajar intervensi melalui urban farming di Kebun Pagertani Depok Maharaja.

”Tadi mereka melihat intervensi penanganan stunting di Posyandu yang ada di Cimanggis, Depok. Saat ini mereka belajar intervensi melalui urban farming di Kebun Pagertani Depok Maharaja,” katanya, Kamis (7/9/2023).

Kebun Pagertani Depok Maharaja dipilih karena kelompok warga perumahan ini berhasil mengembangkan kebun hidroponik, anggur, tabulampot dan budidaya ikan nila dengan memanfaatkan lahan yang tak terawat. Anggotanya adalah warga di kawasan tersebut.

“Satu bulan sekali, warga berkumpul untuk bersama-sama panen sayuran. Kebun kami menjadi tempat edukasi para pelajar dan warga di luar RW 12,” ucap Ketua RW 12 Perumahan Depok Maharaja, Kadarisman.

Hasil panen yang bisa mencapai Rp3 juta setiap bulan, digunakan untuk operasional kebun seperti membeli benih, nutrisi dan lainnya. Sebagian dari sayuran dimanfaatkan oleh Posyandu untuk menambah gizi anggota. 

Ketua Pagertani Slamet Riyanto senang dengan kehadiran para pejabat Laos. Ia berharap kegiatan Pagertani bermanfaat sekaligus memotivasi anggotanya untuk terus meningkatkan produksi.

Sementara Deputi Direktur Jenderal Kerjasama Internasional, Kementerian Perencanaan dan Investasi, Laos, Sysomphorn Phetdaoheuang mengaku mendapat banyak pelajaran dalam studi banding di Indonesia. Salah satunya kegiatan Kelompok Pagertani yang bisa diterapkan di negaranya.

”Kami menyerap pelajaran dan akan menerapkannya di Laos. Di sini ada rasa kepemilikan di antara warga dan saling membantu,” jelasnya.

Ia juga memuji kesungguhan pemerintah Indonesia dalam mengatasi stunting. “Kami melihat keseriusan pemerintah Indonesia dari pusat, daerah hingga tingkat komunitas dalam mengatasi stunting,” tandasnya.(*)

Tombol Google News

Tags:

Pejabat Laos Stunting Sekretariat Wakil Presiden