KETIK, PACITAN – Mengajak warga sehat dengan cara ikut serta dalam program Cek Kesehatan Gratis (CKG) ternyata lebih sulit dari yang dibayangkan.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Pacitan pun geleng-geleng kepala.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Pacitan, drg. Nur Farida, mengakui bahwa mendatangkan masyarakat yang tidak sakit untuk diperiksa itu tidaklah mudah.
Pasalnya, masyarakat kerap punya pandangan bahwasanya berobat itu ya hanya kalau pas sakit saja.
"Kadang masyarakat khawatir, setelah cek nanti malah tahu penyakit-penyakitnya. Itu yang bikin ketakutan," katanya kepada Ketik.co.id, baru-baru ini.
Padahal, konsep CKG ini dirancang untuk mencegah penyakit lebih dini. Istilahnya dikonsepkan kunjungan sehat, sesuai instruksi dari pemerintah pusat.
Pun demikian, drg. Nur Farida memaparkan, sasaran peserta CKG di Pacitan masih jauh dari harapan.
"Kalau capaian antara yang hadir dan yang daftar sudah 82,06 persen, tapi kalau dari sasaran masih jauh. Karena program ini baru launching 11 Februari 2025," terangnya.
Sementara, pihaknya dikejar target sebanyak 36 persen atau lebih dari 215 ribu dari total 597.400 penduduk Pacitan hingga akhir 2025.
"Kami usahakan semaksimal mungkin," ucapnya.
Terakhir, Dinkes berharap masyarakat lebih ‘melek’ kesehatan dan tidak menunggu sakit dulu untuk memeriksakan diri. Keseluruhan puskesmas di Pacitan sudah siap melaksanakan program tersebut.
"CKG bisa dilakukan setiap ulang tahun, minimal setahun sekali di Puskesmas setempat. Jadi bantu kami untuk sosialisasi biar masyarakat lebih aware ya," ajaknya menutup. (*)