KETIK, MALANG – Universitas Islam Malang (Unisma) mulai mempersiapkan diri untuk beralih dari Kurikulum Kampus Merdeka menuju Kampus Berdampak. Hal tersebut menjadi langkah cepat dalam merespons perubahan arah kebijakan pendidikan tinggi.
Pada momen Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) kemarin, Kemendikti Saintek menggagas perubahan program Kampus Merdeka menjadi Kampus Berdampak.
Rektor Unisma, Prof. Junaidi, menyambut baik rencana tersebut, meskipun hingga kini kebijakan baru terkait belum ada keputusan akhir.
"Setelah ganti pemerintahan dengan Kabinet Merah Putih, Kemendikti Saintek mewacanakan akan mereview Permendikbud 53 ternyata masih berproses saja. Namun awal Mei kemarin kementerian meluncurkan program Kampus Berdampak," ujarnya, Rabu, 11 Juni 2025.
Untuk memahami arah pengembangan kurikulum pendidikan tinggi menuju Kampus Berdampak, Unisma langsung menghadirkan Berry Juliandi, Plt. Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan. Memberikan pembekalan mengenai tujuan Kurikulum Pendidikan Berdampak agar dapat disesuaikan dengan proses pembelajaran di Unisma.
"Seiring dengan itu kami sedang review kurikulum juga. Awalnya menekankan pada pelaksanaan Merdeka Belajar, sekarang akan menekankan pada dampak dari program studi," jelasnya.
Sementara itu, Berry Juliandi menjelaskan Kampus Berdampak membawa transformasi pendidikan tinggi, sains, dan teknologi sebagai pusat solusi nyata bagi masyarakat melampaui peran pengajaran dan penelitian.
Terdapat 3 hal yang menjadi penekanan, mulai dari menjadi motor transformasi sosial dan ekonomi, menghasilkan inovasi yang relevan, hingga mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan.
"Kalau dulu kita memberi kemerdekaan, hal-hal baik di Kampus Merdeka tetap diteruskan. Kita membuat kebijakan kurikulum yang bisa memfasilitasi berbagai strategi pembelajaran," katanya. (*)