KETIK, TUBAN – Bermula keprihatinan akan kondisi perkampungan nelayan yang identik dengan kumuh di Tuban, komunitas Tuban Graffiti (Tubgraff) menggelar aksi peduli lingkungan dengan cara menghias dinding-dinding rumah di perkampungan nelayan Kota Tuban agar terlihat lebih indah dan menarik.
Berkolaborasi dengan banyak seniman visual beragam kota di Indonesia, All City “Membaur di Utara” sukses diselenggarakan di Kabupaten Tuban, Jawa Timur.
Para seniman visual art ini mulai menggambar dinding-dinding tembok rumah nelayan arah membelakangi lautan. Kegiatan tersebut dilakukan hingga keesokan harinya, dan ditutup Talk Show All City “Membaur di Utara” di Bintang Djaya Timoer
Direktur Tubgraff Akbar Kusuma Anjasmara menyebutkan, 12 seniman ambil bagian dalam proyek ini. Empat orang seniman lokal, lainnya berasal dari Surabaya, Bali, Jogja, Semarang, Solo, Tangerang, Banyuwangi, Sumenep, dan Malang. “Dengan style mereka masing-masing, Komplek Kawatan (Timur Pantai Boom) Sendangharjo RW.04 Tuban disulap menjadi lebih berwarna dan hidup,” ungkap Anjas kepada awak media, Senin (24/10/2023)
Anjas menyebutkan,para seniman disambut antusias warga sekitar. Apalagi, juga dilakukan bersih pantai, yang diikuti puluhan voluntir dan masyarakat lokal. Dia harap Kegiatan ini bisa menstimulasi masyarakat untuk mulai memikirkan lingkungan khususnya laut. Menurut Anjas laut adalah rumah, tempat mencari makan, dan pengisi jiwa. “Banyak yang telah kita ambil dari laut, namun kita lupa untuk memberikan hak laut itu sendiri. Gerakan ini, kami inisiasi untuk mengajak semua lebih peka, peduli terhadap lingkungan sekitar kampung nelayan ini,” jelentrehnya.
Kegiatan All City “Membaur di Utara” dilanjutkan dengan talk show, dengan narasumber Akbar Kusuma Anjasmara direktur Tubgraff , Seniman Visual Art sekaligus Kurator dan Direktur Biennale Jatim Dwiki Nugroho Mukti, serta Satrio Sudibyo artis visual art dari Semarang.
Dwiki Nugroho Mukti mengapresiasi All City “Membaur di Utara” yang digelar oleh Tubgraff. Menurutnya, selain misi menyuarakan kesadaran untuk menjaga lingkungan, juga mengenalkan seni graffiti kepada masyarakat. “Saya harap, acara ini akan terus berjalan, dan semakin banyak menyuarakan hal positif,” harapnya.
Senada kata Dwiki, artis visual art asal Semarang Satrio Sudibyo yang juga ikut dalam menghias dinding rumah para nelayan dengan karyanya ini menyebutkan, kolaborasi yang terjalin antara seniman graffiti dapat menciptakan energi positif. Salah satunya, Menyuarakan kesadaran cinta lingkungan lewat karya graffiti ini, telah memberikan energi untuknya agar selalu berkarya. Ia berharap, setiap seniman terutara visual art selalu merawat kepedulian dan kecintaan mereka terhadar graffiti itu sendiri.
“Mari terus merawat dan menyirami kecintaan kita terhadap seni ini,” pungkasnya. (*)