KETIK, YOGYAKARTA – Yayasan Joxzin Lawas Indonesia merupakan wadah bagi mantan anggota geng legendaris asal Yogyakarta yang bernama Joxzin. Puluhan tahun silam Joxzin mewarnai dinamika kelam Kota Yogyakarta dengan aksi yang meresahkan masyarakat. Usia mereka masih muda, masih labil, mudah tersulut emosinya, tengah mencari jati diri. Serta ingin diakui dan eksis di masyarakat. Tentu dengan mengumbar keberanian dan sesekali modal nekat.
Tercatat tahun 1985 sebagai tahun resmi berdirinya Joxzin. Nama Joxzin diambil dari akronim “pojok bensin” yang menjadi tempat awal nongkrong, pojokan pas belokan kiri masuk ke Alun-Alun Utara dari arah Jalan H Agus Salim Yogyakarta.
Seiring waktu, spot yang awalnya untuk tongkrongan anak-anak muda Kauman itu sedikit demi sedikit bertambah menjadi tongkrongan anak-anak muda dari luar Kauman. Joxzin bersimbiosis melalui jejaring beberapa sekolah yang ada di Kota Yogyakarta. Generasi awal Joxzin lebih banyak diisi oleh remaja usia sekolah tingkat pertama dan atas, sekira 15-17 tahun.
Masa Kejayaan
Nah, pada akhir dekade 1980-an sampai awal tahun 1990-an merupakan masa kejayaan Joxzin. Saat itu jumlah anggotanya berkembang semakin banyak. Bahkan sampai lintas provinsi di Jawa Tengah. Pada saat berkumpul jumlahnya bisa ratusan orang dan ratusan motor. Diparkir memenuhi ruas pinggir jalan. Jumlahnya bisa semakin bertambah jika sedang ada acara besar.
Pertempuran antar geng tak bisa terhindarkan. Hampir tiap malam selalu ada pertikaian. Mengingat masing-masing geng butuh eksistensi maka gesekan di jalanan yang berakhir dengan bentrokan seringkali terjadi.
Disela aksi donor darah dan berbagi sembako untuk masyarakat beberapa waktu lalu. Pengurus Yayasan Joxzin Lawas Indonesia foto bersama Kepala Istana Kepresidenan Yogyakarta (Gedung Agung), Deni Mulyana. (Foto: Joxzin Lawas for Ketik.co.id)
“Ya, mau tidak mau karena masing-masing kita kan, bawa bendera jadi ya mempertahankan dan menjaga wibawa geng,” ungkap Ketua Yayasan Joxzin Lawas Indonesia Ervian Pamunadi yang juga pendiri Joxzin, Sabtu malam 26 April 2025.
Berakhirnya Geng di Yogyakarta
Ia membeberkan, kronik kisah pertempuran antargeng itu berakhir di tahun 1992 setelah petinggi masing-masing geng dikumpulkan oleh aparat keamanan (waktu itu masih ABRI) di Kodim Kota Yogyalarta dan diminta membuat surat pernyataan pembubaran masing-masing geng.
Pada tahun 1992 inilah masa kejayaan kehidupan geng di Kota Yogyakarta berakhir. Termasuk Joxzin. Masa kekosongan itu membuat anggota Joxzin sibuk dengan kegiatan pribadi masing-masing. Pekerjaan, sekolah, kuliah, maupun aktivitas lainnya.
Sampai kemudian di tahun 2017 almarhum Rizki, salah satu anggota Joxzin, mempunyai inisiatif, menggagas untuk mengumpulkan kembali seluruh anggota Joxzin dalam reuni, silaturahmi yang bertepatan dengan acara syawalan.
“Waktu itu, Rizki bilang kepada saya, bagaimana kalau kita bertemu lagi. Reuni, kumpul untuk silaturahmi, ya saya jawab, bagus itu, ayo saja,” kata Asmuni salah satu pendiri sekaligus sesepuh Joxzin.
Gayungpun bersambut dan mengangkat⁹ tema “Silaturahmi untuk Menjadi Lebih Berarti” reuni syawalan Joxzin Lawas kala itu sukses digelar.
Aktifitas Sosial
Ada momentum setelah reuni syawalan itu berlangsung yakni amanat untuk mendirikan masjid. Joxzin Lawas menerima tanah wakaf dari seorang dermawan di Jojoran, Pajangan, Bantul. Alhamdulillah masjid bisa selesai dibangun dan diberi nama Masjid Al-Hidayah.
Pada saat itu banyak dana dari masyarakat yang ikut berpartisipasi menyumbang pembangunan masjid. Hanya saja, karena belum dibentuk yayasan, maka dana dari publik itu belum bisa dipertanggungjawabkan secara terbuka.
"Niat dan kehendak yang kuat untuk berubah perlu diiringi dengan kesungguhan usaha agar tidak membias dan berbelok arah. Yayasan Joxzin Lawas Indonesia membuktikan dengan melakukan berbagai aksi nyata untuk masyarakat luas."
Seiring waktu komitmen untuk berubah menjadi lebih baik dengan cara yang benar sesuai kaidah selalu dijaga dan dirawat oleh seluruh jajaran pengurus dan anggota Yayasan Joxzin Lawas Indonesia.
Kembali Ketua Yayasan Joxzin Lawas Indonesia Ervian Pamunadi menyampaikan, sejak awal niat mereka berkumpul dan bertemu lagi adalah untuk membangun silaturahmi. Namun selain itu yang paling utama adalah untuk berubah dengan taubat dan hijrah menjadi lebih baik dan benar.
Berawal dari kondisi agar semua kegiatan dan laporan keuangan bisa dipublikasikan ditambah dengan kesamaan pandangan itulah, dianggap perlu dan penting membuat badan hukum agar kedudukan Joxzin Lawas menjadi jelas dan lebih leluasa bergerak untuk melakukan kemanfaatan di tengah masyarakat luas.
Mendirikan Yayasan
Setelah melewati dinamika antar anggota melalui adu argumen, ide, dan gagasan, lahirlah badan hukum Joxzin Lawas dengan nama Yayasan Joxzin Lawas Indonesia yang tertuang pada Akta Notaris Retno Wahyu Ningsih, SH Nomor: 22 tanggal 28 Oktober 2021 yang telah disyahkan dengan SK Menkumham RI tanggal 03 November 2021 Nomor: AHU-0026112.AH.01.04 Tahun 2021. Ketetapan badan hukum ini menjadi dasar untuk bergerak dan beraktivitas Yayasan Joxzin Lawas Indonesia. Terbukti kegiatan yang dilakukan yayasan bergeliat cepat.
Pada Ramadhan 1444 H tahun 2023, mereka menyalurkan takjil di 68 masjid, mushola, dan Pondok Pesantren di wilayah DIY dan Jawa Tengah sebanyak 6.500 porsi dan 60 paket sembako. Masih di tahun yang sama mereka juga menyalurkan bantuan cat tembok dan kayu sebanyak 860 kaleng untuk 19 masjid dan Pondok Pesantren di wilayah DIY. Serta menyalurkan 5 ekor sapi 7 ekor kambing pada perayaan Idul Adha 1444 H di wilayah DIY.
Selanjutnya pada Ramadhan 1445 H tahun 2025, mereka menyalurkan takjil di 68 masjid, mushola, dan Pondok Pesantren di wilayah DIY dan Jawa Tengah sebanyak 4.520 porsi dan 50 paket sembako.
Lalu pada Ramadhan 1446 H atau Ramadhan 2025 kemarin menyalurkan takjil di 5 masjid, mushola, dan Pondok P999esantren di wilayah DIY dan Jawa Tengah sebanyak 950 porsi dan 15 paket sembako.
Menurut Sekretaris Yayasan Joxzin Lawas Indonesia Muhammad Edi Fauzan, yang biasa dipanggil Didit, program rutin itu dilaksanakan secara berkala setiap bulan Ramadhan dengan membagikan takjil berjumlah ribuan boks.
“Untuk pendanaan takjil dari para donatur dan teman-teman sendiri, biasanya lewat WA dan sukarela,” terang Didit.
Ia tambahkan, adapun sasarannya dipilih di pelosok daerah Panggang, Purwosari, Dlingo, Samigaluh, sampai Magelang, Temanggung, dan Purbalingga.
Sedangkan program rutin tahunan lainnya adalah pendistribusian hewan kurban pada saat Idul Adha di pelosok daerah yang tidak mampu.
Yayasan Joxzin Lawas Indonesia saat melaksanakan pendistribusian hewan kurban di pelosok desa. (Foto: Joxzin Lawas for Ketik.co.id)
Disebutkan yayasan ini selalu mempunyai target bisa menghimpun lembu dan kambing untuk daerah yang masih relatif kekurangan hewan kurban dan sekaligus bisa berfungsi sebagai syiar agama. Aksi sosial lainnya adalah beberapa kali diajak kerja sama dengan Istana Negara Yogyakarta, Gedung Agung, untuk melaksanakan kegiatan sosial Bersama berupa distribusi bantuan untuk fakir miskin dan donor darah.
“Prinsip kegiatan yayasan dikembalikan pada cita-cita awal yaitu bergerak bidang sosial keagamaan,” jelasnya kemudian.
Dirikan LBH
Selain itu, Yayasan Joxzin Lawas Indonesia juga mempunyai unit usaha di bidang hukum yaitu LBH Yayasan Joxzin Lawas Indonesia (YJLI). Berdiri sejak dua setengah tahun lalu, LBH YJLI telah banyak melakukan advokasi utamanya membantu untuk mereka yang kurang mampu sebagai pendampingan di ranah hukum.
“Misi kami adalah untuk pendampingan kepada masyarakat yang sedang berperkara di bidang hukum sampai ke peradilan terutama bagi mereka yang kurang mampu, maka kami pun membuka layanan konsultasi hukum gratis kepada seluruh masyarakat,” beber Danang Aryanto, SAg, salah satu anggota tim LBH YJLI yang juga merulakan Wakil ketua Yayasan Joxzin Lawas Indonesia.
Menurut Danang saat ini LBH YJLI yang berkantor di Jalan Wahid Hasyim 95-97 Yogyakarta, ini telah membuka cabang di 30 kantor lembaga hukum yang tersebar di seluruh DIY.
Meskipun masih relatif muda tetapi kiprah LBH YJLI telah banyak membantu dan diakui keberadaannya di tengah masyarakat.
“Kami juga menjadi legal formal yayasan ketika bidang-bidang yayasan lainnya mempunyai kepentingan atau melakukan kerja sama, misalnya bidang ekonomi, maka kami yang menyiapkan kelengkapan aturan mainnya,” kata Ketua LBH YJLI, Andi Arih Putra, SH.
Pendidikan Keagamaan
Sementara itu, di bidang pendidikan keagamaan, Yayasan Joxzin Lawas Indonesia mempunyai Pondok Pesantren Tahfidzul Quran At-Taqwa yang berada di Dusun Bodowaluh Kalurahan Poncosari Kapanewon Srandakan Kabupaten Bantul, DIY. Pondok pesantren ini mempunyai sistem pendidikan diniyah untuk anak-anak usia SD sampai SMP putra dan putri. Pada akhir pekan, mulai hari Jum’at sampai Ahad di setiap sore diselenggarakan pelajaran agama Islam meliputi aqidah, akhlak, ibadah, tarikh, dan baca tulis Al Quran.
Di samping itu, para santri tingkat lanjut yang akan memilih tahfidz Quran atau hafalan Al Quran akan mendapatkan bimbingan dan pendampingan dari para ustadz dan ustadzah. Adapun materi yang akan diterima para santri tahfidz Quran meliputi pelajaran tahsin dan tajwid. Pondok ini akan siap melaksanakan kegiatan belajar mengajar per tanggal 1 Juli 2025.
Selain berdiri pondok, di lahan tanah wakaf seluas 1.800 meter persegi itu juga akan dibangun semacam beberapa pondokan untuk para lansia dan keluarga yang didampingi pramurukti untuk mempersiapkan akhir kehidupan dengan tenang.
“Ini bukan panti jompo tetapi sebagai tempat untuk melatih keluarga dalam pendampinga kepada keluarga terutama usia sepuh untuk mempersiapkan menuju akhir yang tenang dan husnul khatimah,” jelas Ervian lagi.
Saat ini, juga sudah dibentuk wadah untuk generasi muda Joxzin Lawas melalui unit usaha baru bernama BHUMI: Bersama Hidupkan UMKM Indonesia. Wadah ini sepenuhnya digawangi oleh anak-anak muda, freshgraduate, sebagai bagian dari langkah regenerasi Yayasan Joxzin Lawas Indonesia.
Peran BHUMI ini adalah pendampingan UMKM yang meliputi: pengurusan legal formal atau perizinan usaha, proses produksi, proses packaging, pemasaran dengan mengupayakan semaksimal mungkin penjualan produk tidak melalui tengkulak, pendampingan manajemen usaha, dan pendampingan hukum bekerja sama dengan LBH JLI.
Ditekankan, dalam waktu dekat ini kisaran bulan Mei, akan dilakukan pendampingan UMKM untuk sosialisasi pengurusan HKI (Hak Kekayaan Intelektual) untuk pendaftaran Merek, Hak Paten, Hak Cipta, dan Desain Industri.
Kembali Gelar Syawalan
Itulah bentuk kegiatan Yayasan Joxzin Lawas Indonesia sebagai aksi nyata dengan mengemban amanah bermanfaat bagi masyarakat dari serangkaian kisah Joxzin di masa lalu untuk perubahan yang lebih baik di masa kini dan di masa yang akan datang.
Ketua Yayasan Joxzin Lawas Indonesia Ervian Pamunadi menyatakan pihaknya menyampaikan terima kasih kepada siapa pun yang telah membantu mewujudkan visi, misi, dan cita-cita berubah untuk lebih bermanfaat, baik tenaga, pikiran, dan juga materi. Tentu masih ada kekurangan dan mungkin pula kekhilafan yang dilakukan dan untuk itu Yayasan Joxzin Lawas Indonesia menyampaikan mohon maaf kepada siapa pun atas segalanya.
Selain itu atas nama Yayasan, pihaknya mengundang keluarga besar YJLI, kantor cabang LBH JLI, maupun rekanan lainnya untuk hadir dalam acara syawalan dan silaturahmi pada hari Ahad, 27 April 2025, pukul : 09.00-12.00 WIB, di Pendopo Sop Alun-Alun Utara Yogyakarta.
Menurut Ervian Parmunadi, halal bilhalal tahun ini mengambil tema silaturahmi dan konsolidasi untuk memantapkan niat awal sebagaimana syawalan dan reuni Joxzin pada tahun 2017 lalu. Yakni berkumpul kembali dan menjadi manfaat bagi masyarakat. (*)