Berbuka dengan Manis-manis, Sunnah Nabi atau Bukan? Ini Penjelasan MUI Surabaya

29 Maret 2025 06:00 29 Mar 2025 06:00

Thumbnail Berbuka dengan Manis-manis, Sunnah Nabi atau Bukan? Ini Penjelasan MUI Surabaya Watermark Ketik
Mochammad Ikhwan, Anggota Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Surabaya. (Foto: dok.pribadi)

KETIK, SURABAYA – Mayoritas umat Islam banyak yang meyakini jika berbuka puasa dengan makanan manis adalah sunnah Nabi Muhammad SAW. 

Lalu, benarkah demikian?  

Mochammad Ikhwan, Anggota Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Surabaya ini menerangkan berbuka dengan yang manis memang dianjurkan dalam Islam, terutama dengan kurma. 

Hal ini tercantum dalam hadis yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik. 

"Rasulullah SAW biasa berbuka dengan beberapa butir ruthab (kurma basah) sebelum shalat. Jika tidak ada ruthab, maka dengan tamar (kurma kering). Jika tidak ada tamar, maka beliau meneguk beberapa teguk air." (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ahmad).  

Hadis ini menunjukkan bahwa berbuka dengan kurma lebih utama. 

"Namun, tidak ada dalil yang secara jelas menyebutkan bahwa semua makanan manis adalah sunnah dalam berbuka," jelas Ikhwan, saat diwawancarai oleh ketik.co.id pada Sabtu, 22 Maret 2025. 

Sejumlah ulama, seperti Imam Ibn Qayyim dalam Zad al-Ma’ad dan Imam An-Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim, menyebutkan kurma mengandung gula alami yang dapat dengan cepat mengembalikan energi setelah berpuasa.  

Selain itu, Dosen Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA) pun menyatakan berbuka dengan makanan manis seperti kurma sangat bermanfaat karena dapat segera mengembalikan energi tubuh.

"Tetapi ini bukan berarti kita boleh berlebihan dengan makanan manis yang bergula tinggi," tambah Ikhwan.  

Allah SWT juga mengingatkan dalam Al-Qur’an Surat Al-A’raf Ayat 31, berbunyi :

"Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan." (QS. Al-A’raf: 31).  

Lebih lanjut, Pengurus Lembaga Dakwah PWNU Jawa Timur Ini menyebutkan beberapa makanan manis alami yang dianjurkan untuk berbuka antara lain, kurma (ruthab atau tamar), madu, buah-buahan seperti pisang dan anggur, susu yang mengandung laktosa, dan air kelapa. 

Namun, ia juga mengingatkan agar menghindari konsumsi berlebihan makanan dengan gula tambahan. 

Terkait pendapat berbuka lebih baik dengan makanan yang tidak dimasak seperti susu, madu, dan buah-buahan segar, Ikhwan pun memberikan tanggapan.

Dari sisi kesehatan, katanya, makanan alami yang tidak dimasak memang lebih baik karena enzim dan nutrisinya tetap utuh. 

"Namun ini bukan ketentuan syar'i, hanya anjuran kesehatan," terang Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an Al-Jihadul Chakim Mojokerto.

Dengan demikian, berbuka dengan yang manis - manis memang dianjurkan, tetapi harus tetap dalam batas yang wajar dan lebih mengutamakan sumber yang alami. 

"Yang terpenting, kita mengikuti sunnah Nabi dengan berbuka secara sederhana dan tidak berlebihan," pungkas Ikhwan. (*) 

Tombol Google News

Tags:

ramadhan Berbuka Puasa Kurma MUI SUNNAH NABI