Buka MTQH Jabar ke-39, Gubernur KDM Minta Cabang Mamaos Ikut Dilombakan Tahun Depan

16 Juni 2025 00:12 16 Jun 2025 00:12

Thumbnail Buka MTQH Jabar ke-39, Gubernur KDM Minta Cabang Mamaos Ikut Dilombakan Tahun Depan
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi saat membuka MTQH ke-39 tingkat Jawa Barat, di Dome Bale Rame Soreang, Kab Bandung, Minggu (15/6/2025) malam. (Foto: Iwa/Ketik)

KETIK, BANDUNG – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi meminta agar di gelaran Musabaqah Tilawatil Quran dan Hadits (MTQH) tingkat Jawa Barat tahun depan untuk memasukan Cabang Mamaos sebagai salah satu cabang yang diperlombakan.

Hal itu diutarakannya saat Kang Dedi Mulyadi (KDM membuka secara resmi MTQH ke-39 tingkat Jawa Barat, di Dome Bale Rame Soreang, Kabupaten Bandung, Minggu (15/6/2025) malam.  

"Saya mohon ke Pak Kepala Kanwil Kemenag Jabar, saya minta di MTQH tahun depan Mamaos ini bisa masuk menjadi salah satu cabang yang diperlombakan yaitu menerjemahkan Al Qur'an ke dalam bahasa Sunda," ucap Gubernur KDM.

Ia mengenang saat dirinya masih menjadi Wakil Bupati Purwakarta, ada dosen Universitas Pasundan bernama almarhum Hidayat Suryalaga yang menulis terjemahan Al- Qur'a dalam rumpaka Sunda. "Terjemahan Al- Qur'an dalam rumpaka Sunda ini beliau sebut Mamaos," sebut KDM.

Dalam sambutannya Gubernur Jabar juga menuturkan Islam masuk ke Tatar Sunda dan Nusantara melalui pendekatan kebudayaan. Dengan demikian penyebaran Islam di Nusantara berhasil meski tanpa kekerasan dan peperangan.

"Kalau kata urang Sunda memahami Allah dari sisi Rahman dan Rahimnya saja sudah cukup Insyaallah akan hidup tenang tentram dan bahagia, silih asah silih asih silih asuh," ucap gubernur.

Gubernur KDM juga bercerita salah satu pendekatan budaya masuknya Islam ke nusantara adalah melalui kesenian wayang oleh para wali, sehingga lahir istilah Layang Jamus Kalimasada oleh Sunan Kalijaga yang mengaitkannya dengan syahadat dan nilai-nilai keislaman lainnya. 

Begitu pula dalam Budaya Sunda dan wayang golek, kata KDM, ada istilah silib, sindir, sindang, siloka, dan sasmita. Artinya seluruh nilai keislaman dibuat dalam bentuk bahasa halus. Antara lain dengan menggunakan simbol-simbol, kiasan, atau perumpamaan untuk menyampaikan suatu makna atau pesan tertentu terkait dengan nilai-nilai agama Islam dan budaya Sunda.

"Sindir Sindang Siloka Sasmita ini digunakan karena ketika Islam masuk dia berhadapan dengan masyarakat Sunda dan masyarakat nusantara yang tidak terbiasa dengan bahasa kasar seperti halnya di Jazirah Timur Tengah waktu itu," jelas KDM.

Pembukaan MTQ ke-39 yang mengusung tema "Cahaya Al-Quran, Spirit Lebih Bedas Menuju Jawa Barat Istimewa"ini merupakan buah kolaborasi antara Pemprov Jawa Barat, Pemkab Bandung, dan Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) Jawa Barat.

Sebanyak 1.136 peserta dari 27 Kabupaten/Kota di seluruh penjuru Jawa Barat berpartisipasi dalam perhelatan akbar yang berlangsung mulai 15-22 Juni 2025 ini. Ada 9 cabang perlombaan yang meliputi Tilawah, Qira'at, Tahfidz, Tafsir, Fahmil Qur'an, Syarhil Qur'an, Kaligrafi, Karya Tulis Ilmiah Al-Qur'an, dan hafalan Hadits Nabi. 

Sementara itu Bupati Bandung Dadang Supriatna mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada Kabupaten Bandung untuk menjadi tuan rumah. 

"Terima kasih Pak Gubernur Kang Dedi Mulyadi yang telah memberikan kepercayaan kepada Kabupaten Bandung untuk menjadi tuan rumah. Kami telah mempersiapkan sebaik mungkin untuk menjadi tuan rumah yang baik. Semoga kegiatan MTQH ini berjalan lancar dan sukses," kata Bupati Dadang Supriatna. (*)
 

Tombol Google News

Tags:

mtqh mtqh jabar mamaos GUBERNUR JABAR dedi mulyadi kdm BUPATI BANDUNG DADANG SUPRIATNA Al Qur'an