KETIK, SIDOARJO – Di pagar tetangga depan rumahnya di Kelurahan Pucang Anom, Kecamatan Sidoarjo, Iswahyudi bersandar. Terdiam. Lelaki 55 tahun tersebut memandangi gubuk tua tempat tinggalnya. Bangunan kayu itu hampir roboh. Atapnya telah ambruk. Keluarga malah sudah mengungsi.
”Sudah bertahun-tahun rumah seperti ini,” ungkap pria bertubuh kurus itu. Nadanya pasrah. Tidak tahu harus bagaimana supaya istri dan anaknya bisa kumpul lagi di rumah itu.
Minggu pagi (18 Mei 2025), Iswahyudi menanti dengan penuh harap. Dia mendengar kabar bahwa Bupati Sidoarjo Subandi akan datang. Mengunjungi rumahnya yang reot itu. Ada ketua RT, ketua RW, bahkan Lurah Pucang Anom Dian Ariyanti. Mereka menunggu kedatangan seorang tamu istimewa.
Bupati Subandi melihat bagian dalam rumah Iswahyudi yang dindingnya dari bambu dan sudah rusak. (Foto: Fathur Roziq/Ketik.co.id)
Sekitar pukul 09.15, tibalah Bupati Subandi. Bupati Subandi datang untuk menemui Iswahyudi dan keluarganya. Dia dapat informasi. Saat membuka pameran pendidikan di Alun-Alun Sidoarjo pada Sabtu (17 Mei 2025), dirinya diberi tahu. Bahwa ada warga Pucang Anom, Sidoarjo, yang rumahnya hampir ambruk.
Anak perempuan Iswahyudi ternyata hadir di pameran pendidikan tersebut. Bupati Subandi segera memerintahkan pegawai kecamatan dan kelurahan untuk memeriksa kondisi rumahnya. Benar informasi itu.
Rumah Iswahyudi berdiri sejak 1980-an. Dindingnya banyak dari kayu-kayu yang sudah lapuk. Atap ruang tamu hampir roboh. Harus disangga kayu. Ruang tengah sudah ambruk. Kayu reng dan usuk atap terbuat dari bambu. Patah. Berserakan.
”Ambruk 3 tahun lalu. Sudah laporan dulu, tapi belum ada respons,” ungkap pria yang bekerja sebagai kuli bangunan itu.
Dia bersyukur. Begitu informasi sampai ke Bupati Subandi, respons ternyata begitu cepat. Sabtu diinformasikan, Minggu didatangi. Rumah warisan orang tuanya itu pun bakal diperbaiki. Paling tidak, pada Juni mendatang, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Sidoarjo akan membantu merehab rumah tidak layak huni (RTLH) tersebut.
”Alhamdulillah. Saya tidak nyangka Pak Bupati mau membantu memperbaiki rumah saya,” tambah bapak enam orang anak itu.
Iswahyudi berkali-kali mengucapkan terima kasih kepada Bupati Subandi. Keinginan memperbaiki rumah segera terealisasi. Biaya sendiri jelas dirinya tidak punya. Tanggungan biaya anak masih banyak.
Di antara 6 anaknya, sudah sudah menikah. Satu sudah bekerja. Tinggal tiga yang harus dihidupinya. Satu masih sekolah SMK, 1 masih SD, dan 1 lagi belum sekolah. Penghasilannya sebagai kuli bangunan cuma cukup untuk makan. Itu pun dibantu istrinya, Norma Yuani, jualan kuue dan kopi. Jadi, masih banyak tanggungan.
”Terima kasih Pak Bupati. Pak Subandi. Semoga selalu sehat dan membantu orang seperti kami. Ndak mungkin kami bangun rumah sendiri,” ucap Iswahyudi. Matanya berkaca-kaca.
Bupati Subandi menyerahkan bantuan untuk Iswahyudi didampingi M. Ilhamuddin dari Baznas Sidoarjo, Dandim Letkol Dedyk Wahyu, dan Camat Sidoarjo Gundari. (Foto: Fathur Roziq/Ketik.co.id)
Bupati Subandi juga bersyukur bisa membantu Iswahyudi. Sudah menjadi kewajibannya sebagai pimpinan daerah untuk selalu memperhatikan warga yang kekurangan. Butuh bantuan. Lebih-lebih yang rumahnya rusak dan tidak bisa ditempati lagi. Atap dibangun lagi. Dinding diperbaiki. Termasuk, kamar mandi yang akan dibuatkan secara layak.
”Semoga setelah diperbaiki nanti, Pak Iswahyudi bisa kembali tinggal di rumah. Istri dan anak-anak bisa tidur dengan tenang,” ungkapnya.
Bupati Subandi juga menyatakan terima kasihnya kepada Baznas Sidoarjo yang selalu mendampinginya membantu masyarakat yang membutuhkan. Pertolongan ini merupakan bukti kepedulian pemerintah, para ASN di Pemkab Sidoarjo, maupun Baznas Sidoarjo
”Kita semua, khususnya pemerintah tidak boleh tinggal diam, jika ada warga kita yang butuh pertolongan,” tutur Bupati Subandi. (*)