KETIK, SIDOARJO – Dampak hujan deras pada Senin malam (16 Juni 2025) belum hilang. Sejumlah wilayah di Kabupaten Sidoarjo dilanda banjir. Tinggi air bervariasi. Bupati Sidoarjo Subandi dan Wakil Bupati Sidoarjo Mimik Idayana sama-sama turun langsung ke lokasi banjir.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sidoarjo mencatat banjir mulai terjadi pukul 22.00 Senin malam (16 Juni 2025). Pada Selasa 17 Juni 2025, tercatat 10 desa di Kecamatan Tanggulangin kebanjiran.
Masing-masing Desa Ketegan, Desa Boro, Desa Ngaban, Desa Kalitengah, Desa Kalidawir, Desa Gempolsari, Desa Sentul, Desa Penatarsewu, Desa Kedungbanteng, dan Desa Banjar Asri.
”Tinggi genangan air antara 10 sampai 20 sentimeter,” kata Plt Kepala BPBD Sidoarjo Sabino Mariano.
Di wilayah Kecamatan Candi, desa yang kebanjiran, antara lain, Desa Candi, Desa Sumorame, Desa Gelam, Desa Balonggabus, Desa Balongdowo, dan Desa Durungbanjar. Satu desa di Kecamatan Krembung, Desa Wangkal, juga tergenang air.
Adapun di Kecamatan Porong, empat desa tergenang air. Masing-masing Desa Lajuk, Desa Pesawahan, Desa Kedungboto, dan Desa Candipari. Tinggi air sekitar 10 sentimeter. Yang paling parah adalah Jalan Raya Porong. Banjir merendam jalan poros Surabaya-Malang itu setinggi sekitar 1 meter. Jalan lumpuh.
Kondisi Jalan Raya Porong yang kebanjiran sejak Senin malam sampai Selasa siang (16-17 Juni 2025). (Foto: Fathur Roziq/Ketik.co.id)
BPBD telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasinya. Tim BPBD berkoordinasi dengan pemerintah desa dan kecamatan. Menurunkan tim untuk melakukan assessement di lokasi kejadian, selalu memonitor perkembangan tinggi air. Juga menyediakan velbed atau tempat tidur lipat untuk pengungsi di Desa Candi.
”Ada 10 orang yang mengungsi di Kantor Desa Candi. Tidak ada korban luka maupun korban jiwa,” kata Sabino Mariano.
Menyaksikan musibah banjir ini, Bupati Sidoarjo Subandi turun langsung ke lokasi yang paling parah. Jalan Raya Porong yang putus total hingga Selasa siang. Jalan nasional itu terendam banjir sekitar 500 meter dengan tinggi genangan sekitar 1 meter. Beberapa kendaraan terjebak.
Air disedot dengan pompa-pompa milik Pusat Pengendalian Lumpur Sidoarjo (PPLS). Lalu, dibuang ke kolam penampungan air yang berada di sebelah Jalan Raya Porong.
Bupati Sidoarjo Subandi bersama Kapolresta Sidoarjo Kombespol Christian Tobing dan Dandim 0816 Sidoarjo Letkol Inf Dedyk Wahyu Widodo naik perahu karet ke tengah banjir.
Bupati Sidoarjo Subandi menegaskan dirinya segera berkoordinasi dengan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN). Bupati Subandi mengusulkan peningkatan jalan. Jalan Raya Porong dapat ditinggikan.
Wakil Bupati Mimik Idayana bersama Kepala Dinas PU BM SDA Dwi Eko Saptono melihat kondisi banjir di SMPN 2 Tanggulangin. (Foto: Kominfo Sidoarjo)
Wakil Bupati Sidoarjo Mimik Idayana juga turun melihat langsung kondisi banjir. Tujuannya adalah SMP Negeri 2 Tanggulangin. Wabup Mimik Idayana didampingi Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air (PUBMSDA) Sidoarjo Dwi Eko Saptono, Plt Kalaksa BPBD Sidoarjo sekaligus Camat Tanggulangin, Sabino Mariano, serta jajaran Forkopimka Tanggulangin.
SMP Negeri 2 Tanggulangin setiap tahun kebanjiran. Tinggi air sekitar 30--40 cm. Air masuk halaman sekolah hingga ruang kelas. Aktivitas belajar-mengajar siswa pun terganggu.
Wabup Mimik Idayana juga meninjau kondisi sungai dan gorong-gorong di sekitar sekolah. Dinas PU BMSDA diminta segera mengambil langkah teknis guna mengurangi debit air. Salah satunya, memaksimalkan pompa air yang tersedia. Dinas PU BMSDA juga diperintahkan untuk selalu mengontrol dan memantau debit air.
Wabup Mimik Idayana menyatakan, rencana relokasi gedung SMPN 2 Tanggulangin akan dibahas lebih lanjut dalam rapat koordinasi bersama instansi terkait. Keselamatan dan kenyamanan peserta didik harus menjadi prioritas utama.
”Jika memang diperlukan, relokasi menjadi opsi penting yang harus kita pikirkan bersama," tegas Wabup Mimik Idayana. (*)