KETIK, SURABAYA – Umar Patek adalah nama yang tak asing di daftar hitam internasional. Ia adalah satu dari tokoh yang terkait dengan peristiwa Bom Bali 1 di tahun 2002, tragedi yang merenggut lebih dari 200 nyawa dan mengguncang dunia. Ia ditangkap bertahun kemudian dan dijatuhi hukuman penjara 20 tahun pada 2012.
Namun di balik jeruji besi, waktu dan pengalaman mengukir perubahan besar.
Suatu waktu mempertemukan Umar dengan seorang pria yang sama sekali tak diduga yaitu drg. David Andreasmito pemilik properti mewah bernama Hedon Estate.
David mengunjungi Umar saat ia berada dalam masa integrasi. Dari pertemuan-pertemuan, Umar memberikan secangkir kopi yang dibuat oleh tangannya sendiri.
"Saya punya feel dia bisa jadi orang baik. Dia lebih dulu cinta saya, dia tau saya non musilim tapi dia mau dekat saya. Bukan karena uang, dia dekat sama saya karena dia bisa bercanda saat dia sama saya, itu membuat saya bahagia," kenang David saat Peluncuran Kopi Ramu 1966 di Hedon Estate pada Selasa 3 Juni 2025.
Produk Kopi Ramu 1966. (Foto: Shinta Miranda/Ketik.co.id)
Kopi adalah simbol rekonsiliasi yang indah. Ia menyatukan orang-orang dari latar berbeda di meja yang sama. Dari situ, ide kedai kopi ini lahir. Tapi Kopi Ramu bukan sekadar kopi biasa.
David mengajak Umar merancang rasa kopi dari tangan seorang mantan teroris, memberikan fasilitas agar Umar belajar cara membuat kopi dari biji terbaik dan memanggang dengan sempurna.
Kopi Ramu mengusung rasa rempah dan cerita, memadukan cita rasa kopi Indonesia dengan kisah inspiratif dari balik secangkir kopi.
“Ramu itu kalau dibalik ya Umar, jadi makanya namanya Kopi Ramu," papar pemilik nama asli Hisyam bin Alizein.
Mengenai resep Kopi Ramu, Umar menceritakan itu adalah resep dari ibundanya, tak hanya sekedar minuman tetapi juga menyehatkan karena diramu dengan rempah yang nikmat.
"Sejak kecil sudah biasa minum kopi, jadi terbiasa dengan itu. Sehari-hari minum kopi apalagi kopi rempah yang meracik sendiri,” ujar pria 59 tahun ini..
Tamu yang hadir pada peluncuran Kopi Ramu 1966 Umar Patek. (Foto: Shinta Miranda/Ketik.co.id)
Untuk varian kopi yang dijual Umar yaitu robusta, arabika dan rempah sebagai produk andalannya. Biji kopinya ia ambil dari Gunung Ijen Jawa Timur.
Dari pahitnya kopi, Umar bangkit dari keterpurukan, ini adalah salah satu kontribusinya untuk negara Indonesia yang mengangkat produk lokal dengan rasa luar biasa.
"Rasa pahit itu dulu menghancurkan, sekarang pahit ini menyembuhkan. Ini bukan sekadar kopi tetapi perubahan, tentang memilih hidup baru,” terang Penghobi makro fotographi ini.
Jika masyarakat tertarik dengan produk kopi buatannya, Umar menyebut Kopi Ramu 1966 hadir di Hedon Estate yang bisa dibeli kapan pun. (*)