"Demi Ikan Sejuta Umat", Kisah Inspiratif Anak Situbondo yang Buat Bupati Rio Terpukau

17 Juni 2025 05:30 17 Jun 2025 05:30

Thumbnail "Demi Ikan Sejuta Umat", Kisah Inspiratif Anak Situbondo yang Buat Bupati Rio Terpukau
Suasana bedah buku yang berlangsung di Pendopo Rakyat Situbondo, Senin 16 Juni 2025 (Foto : Heru Hartanto /Ketik)

KETIK, SITUBONDO – Bedah buku berjudul "Demi Ikan Sejuta Umat" karya Novi Basuki yang berlangsung di Pendopo Rakyat Situbondo mendapat apresiasi dari Bupati Situbondo Yusuf Rio Wahyu Prayogo.

Melalui telekonferensi, Mas Rio panggilan akrab Bupati Situbondo, menegaskan bahwa kegiatan bedah buku bisa dijadikan sebagai landasan pengambilan kebijakan yang berorientasi pada pengetahuan, Senin 16 Juni 2025.

"Dari kegiatan bedah buku karya Novi Basuki semacam ini bakal tercipta dialog intelektual. Oleh karena itu saya ucapkan terima kasih Novi Basuki yang mau berbagi ilmu kepada kalangan akademisi, mahasiswa, serta masyarakat umum,” ucap Mas Rio.

Novi, kata dia, merupakan masyarakat yang tinggal di daerah terpencil di Kabupaten Situbondo, tapi dia bisa menempuh studi S1, S2 hingga S3 di Tiongkok.

“Semoga dengan dilaksanakannya bedah buku di pendopo rakyat Situbondo ini menjadi simbol penting pertemuan gagasan dan ilmu pengetahuan bagi masyarakat Kabupaten Situbondo,” tuturnya.

Bupati juga menekankan bahwa kegiatan literasi seperti peluncuran buku karya Novi Basuki dapat menjadi pemicu lahirnya generasi cerdas yang mampu berpikir kritis, adaptif, dan bersaing secara global.

“Peluncuran buku tersebut menjadi bagian dari upaya Pemerintah Kabupaten Situbondo untuk mendorong budaya baca dan literasi, serta menjadikan ruang-ruang publik sebagai pusat pertumbuhan intelektual masyarakat,” ujar Mas Rio.

Dengan mendukung karya anak muda Situbondo yang telah belajar hingga ke luar negeri, lanjut Mas Rio, ke depan Situbondo bukan hanya siap mencetak pemikir lokal, namun juga akan ada pemimpin masa depan berkelas internasional.  

Sementara itu, Wakil Bupati Situbondo Ulfiyah dalam sambutannya meminta kepada Novi Basuki menularkan ilmunya kepada mahasiswa dan masyarakat yang menghadiri bedah buku di pendopo situbondo ini.

“Dengan bedah buku sekaligus dialog ini, saya berharap para mahasiswa, para pemuda dan pemudi serta masyarakat umum yang ikut dalam kegiatan bedah buku karya Novi Basuki ini agar bisa mengikuti jejak atau kiprah Mas Novi Basuki yang tinggal di daerah terpencil Situbondo hingga kuliah S3 di Tingkok,” ujar Mbak Ulfi.

Novi Basuki dalam launching sekaligus bedah buku karyanya menjelaskan bahwa perjuangannya untuk melobi perusahan pembuat kapal di negara Tiongkok pada saat ganas-ganasnya pandemi Covid-19.

“Secara teknologi kapal penangkap ikan yang dibuat perusahaan di Tingkok tidak begitu canggih, tapi harus kita akui kapal penangkap ikan Indonesia ketika dibandingkan dengan kapal penangkap ikan dari Negara Tongkok tertinggal jauh,” jelas Novi Basuki mengawali bedah bukunya.

Novi Basuki menjelaskan ketika akan melobi perusahaan penangkap ikan di negara Tiongkok hanya diberi waktu 7 hari. Padahal, pada saat itu pandemi Covid-19 sedang ganas-ganasnya.

“Ketika saya sampai di Tiongkok kala itu, saya harus menjalani karantina 10 hari. Coba bayangkan, waktu yang berikan 7 hari, sedangkan saya harus menjalani karantina 10 hari,” kisahnya.

Singkat cerita, sambung Novi Basuki, melobi perusahan pembuat kapal di Tiongkok berhasil, tapi tidak ada tindaklanjutnya. Padahal, harga kapal penangkap ikan di Tiongkok sudal diil. Hal ini terkendala dengan birokrasi di Indonesia yang banyak aturan.

“Sehingga, sampai saat ini penjualan kapal tersebut masih belum bisa dilakukan. Tapi, saya katakan bahwa Tingkok ini merupakan negara yang banyak memberikan inspirasi bagi saya. Dan dari sinilah buku yang berjudul Demi Ikan Sejuta Umat diterbitkan,” jelas Novi Basuki. (*)

Tombol Google News

Tags:

bedah buku Demi Ikan Sejuta Umat Mendapat Apresiasi dari Mas Rio Bupati Situbondo