Deteksi Dini Merupakan Kunci Pencegahan Penularan TBC

Jurnalis: Fenna Nurul
Editor: Muhammad Faizin

13 Desember 2023 08:26 13 Des 2023 08:26

Thumbnail Deteksi Dini Merupakan Kunci Pencegahan Penularan TBC Watermark Ketik
Kadinkes Jember dr. Hendro Soelistijono bersama Ketua Yayasan Bhanu Yasa Sejahtera (Yabhysa) Kabupaten Jember, Wahyu Ramadhan, Rabu (13/12/2023) (Foto: Fenna/Ketik.co.id)

KETIK, JEMBER – Kabupaten Jember merupakan daerah tertinggi ketiga di Jawa Timur terkait angka kasus Tuberkulosis atau yang lebih dikenal TBC. Penyakit yang disebabkan bakteri Mycobacterium Tuberculosis, infeksi menular yang berpotensi pada kematian. 

Angka temuan suspect TBC Kabupaten Jember per tanggal 11 Desember 2023 sebanyak 32.777 kasus yang dilaporkan. Meningkat sebanyak 11 persen dari estimasi kasus suspect yaitu 29.516 orang.

Terkait angka temuan TBC di Jember semakin meningkat, Ketua Yayasan Bhanu Yasa Sejahtera (Yabhysa) Kabupaten Jember, Wahyu Ramadhan mengatakan ada dua kemungkinan.

"Pertama kinerja baik kader menangani kasus TBC, kedua kemungkinan terburuknya masih banyak kasus yang belum ditemukan dari proses screening," ungkapnya saat menggelar pernyataan bersama di salah satu ballroom hotel, Rabu (13/12/2023).

Sebagai lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang sosial dan kesehatan, Yabhysa berperan menjembatani Dinas Kesehatan maupun fasilitas pelayanan kesehatan dalam penemuan kasus TBC di wilayah Kabupaten Jember. 

"Yayasan kami memiliki 150 kader yang tersebar di 50 wilayah Puskesmas Kabupaten Jember, mereka bekerja menemukan pasien serta melakukan pendampingan sampai sembuh," kata Wahyu.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) dr. Hendro Soelistijono menyatakan deteksi dini perlu dilakukan secara masif untuk menekan angka kasus TBC. 

"Perlu gelombang besar kepada semua fasilitas kesehatan baik puskesmas maupun klinik untuk mewaspadai setiap keluhan gejala yang mengarah TB itu bisa segera dilakukan pemeriksaan lebih lanjut," ujarnya. Sehingga tidak terjadi penyebaran dan kontak erat orang di sekitarnya.

Di sisi lain, setiap lapisan masyarakat perlu memahami gejala yang terjadi untuk segera memeriksakan sendiri jika mengalami batuk dalam jangka panjang bahkan disertai darah, nyeri dada saat batuk, demam, hingga penurunan berat badan. 

Kemudian dilakukan pengobatan secara rutin dalam jangka panjang kurang lebih 6 bulan. Namun potensi ketidakpatuhan itu cukup besar.

"Kenapa butuh waktu panjang karena TBC ini bakteri ini tidak bisa selesai dalam waktu singkat, perlu dosis tertentu sehingga bisa betul-betul mati. Perlu pengawasan supaya tidak putus obat," lanjut dr. Hendro.

Langkah selanjutnya yang akan dilakukan Yabhysa dengan melibatkan masyarakat dalam pembaruan Rencana Aksi Daerah (RAD) tahun 2023-2027 sebagai landasan atau pedoman pelaksanaan strategi Eliminasi TBC di Jember. 

"Aksi nyata kolaborasi, tidak hanya Dinas Kesehatan tapi juga melibatkan berbagai stakeholder terkait seperti DPRD, Bappeda, Dinsos, DPMD, Dinas PU, Cipta Karya, akademisi dan komunitas atau forum masyarakat," tutup Wahyu.(*)

Tags:

Tuberkulosis Jember Yayasan Bhanu Yasa Sejahtera Dinas Kesehatan Jember Penanganan TBC TBC gejala TBC