Dinkes Kota Malang Sebut Mager dan Tingginya Konsumsi Gula Jadi Pemicu Diabetes pada Anak

Jurnalis: Lutfia Indah
Editor: Mustopa

1 Agustus 2024 10:42 1 Agt 2024 10:42

Thumbnail Dinkes Kota Malang Sebut Mager dan Tingginya Konsumsi Gula Jadi Pemicu Diabetes pada Anak Watermark Ketik
Kepala Dinkes Kota Malang, Husnul Muarif. (Foto: Lutfia/Ketik.co.id)

KETIK, MALANG – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang menyoroti fenomena diabetes melitus pada anak-anak. Gaya hidup yang minim bergerak atau mager dan juga konsumsi makanan berkadar gula tinggi menjadi pemicu terserangnya diabetes.

Kepala Dinkes Kota Malang, Husnul Muarif menjelaskan, terdapat kecenderungan anak-anak dalam mengonsumsi makanan dengan kadar serat yang rendah. Terlebih apabila tidak diimbangi dengan olahraga rutin memicu terjadinya diabetes tipe dua.

"Habitnya anak-anak sekarang itu, susah bergerak (mager), kemudian lifestylenya, makanan mengandung gula yang tinggi baik gula murni maupun gula olahan. Ini menjadi pemicu mereka terkena diabetes tipe dua," ujar Husnul, Kamis (1/8/2024).

Menurut Husnul, terdapat kecenderungan anak-anak sulit dilarang saat mengonsumsi gula olahan yang terdapat di makanan ringan. Dinkes Kota Malang pun mengaku kesulitan mengontrol dan mengawasi konsumsi makanan ringan anak-anak di sekolah.

"Untuk yang olahan ini sulit, baik cake, jajanan itu kan gulan olahan. Kita memantaunya sulit karena anak-anak itu kan dinamis mereka ke kantin, sulit dikontrol untuk konsumsi jajannya," terangnya.

Kendati demikian Dinkes Kota Malang telah mengimbau sekolah-sekolah agar menciptakan kantin sehat. Mulai dari pemilihan bahan makanan, pemrosesan, hingga penyajian harus sudah melewati Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS).

"Atau kantinnya sudah tersertifikasi Dinas Kesehatan untuk yang di sekolah. Namun yang di luar sekolah belum bisa kita kontrol untuk komposisinya, kemudian kesenangan anak-anak itu," paparnya.

Husnul menyampaikan bahwa saat ini ada sekitar 4-5 kasus diabetes melitus pada anak-anak usia sekolah dasar yang terdeteksi oleh Dinkes Kota Malang. Sedangkan pada Agustus 2023 lalu ditemukan dua kasus diabetes melitus pada anak-anak, dan lima kasus di 2022.

Apabila diabetes yang menimpa telah berujung parah, dapat membuat anak harus rutin melakukan cuci darah. Untuk itu pihaknya meminta masyarakat lebih waspada dan memerhatikan makanan yang dikonsumsi.

"Untuk habit, lifestyle memang bisa menjadi salah satu pemicu ke sana (cuci darah). Kalau karena herediter (genetik), di Kota Malang belum saya petakan tapi perilaku-perilaku ini yang menjadi pemicu diabetes tipe dua di Kota Malang," tutupnya.(*)

Tombol Google News

Tags:

Dinkes Kota Malang diabetes melitus Diabetes pada anak Kota Malang Cuci Darah Diabetes Anak