KETIK, MAGETAN – Prodi S3 Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Negeri Surabaya (Fisipol Unesa) menggelar workshop bertajuk "AI Masuk Kelas: Merancang Modul Ajar Masa Depan" pada Sabtu, 14 Juni 2025.
Acara ini digelar di PSDKU Unesa Magetan dalam rangka pengabdian kepada masyarakat (PKM). Sekitar 60 guru IPS dari seluruh Kabupaten Magetan berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
Direktur PSDKU Unesa Prof. Dr. Sarmini, M.Si, dalam sambutannya menekankan pentingnya kolaborasi antara kampus dan sekolah dalam menghadapi tantangan pendidikan di era kecerdasan buatan (AI).
"AI bukan hanya teknologi masa depan—ia adalah bagian dari ruang kelas kita hari ini. Kita perlu memastikan guru siap mengelola dan memanfaatkan teknologi ini untuk pembelajaran yang lebih bermakna," ujar Prof. Sarmini.
Prof. Drs. Nasution Memberikan sesi materi AI kepada Guru Kab. Magetan (Foto: Tim Publikasi Fisipol Unesa)
Ada tiga narasumber yang dihadirkan dalam workshop ini. Mereka adalah Prof. Drs. Nasution, M.Hum., M.Ed., Ph.D, pakar Pendidikan IPS berbasis AI; Prof. Dr. Agus Suprijono, M.Si., spesialis transformatif pedagogik; dan Dr. M. Jacky, S.Sos., M.Si., pengembang modul AI.
Para peserta mengikuti serangkaian sesi mulai dari paparan teoritis, diskusi kelompok, hingga praktik langsung menggunakan tools AI dalam merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)/modul ajar serta media ajar interaktif.
Para narasumber memberikan bimbingan teknis penggunaan berbagai platform dan aplikasi yang kini tersedia secara luas, seperti ChatGPT, Canva Edu, hingga Learning Management System berbasis AI.
“Kami tidak hanya ingin guru tahu cara menggunakan teknologi. Kami ingin guru mengerti filosofi di balik pemanfaatan AI dalam pembelajaran—yaitu untuk memanusiakan proses belajar,” ujar Prof. Drs. Nasution.
PKM Pascasarjana Fisipol Unesa Bersama Guru Kab. Magetan (Foto: Tim Publikasi Fisipol Unesa)
Paparan yang diberikan oleh para narasumber mendapat respons positif dari peserta. Rini, salah satu guru dari SMPN 2 Plaosan mengaku mendapat wawasan baru sehingga bisa menghadapi tantangan zaman.
“Awalnya saya pikir AI itu rumit dan tidak cocok untuk guru daerah. Tapi setelah ikut praktik langsung, saya jadi sadar bahwa teknologi ini bisa jadi mitra, bukan ancaman. Saya jadi lebih percaya diri menghadapi perubahan zaman,” katanya.
Ketua Tim Pengabdian Pascasarjana Fisipol Unesa mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang Unesar untuk mendorong literasi teknologi pendidikan di berbagai daerah, terutama dalam menghadapi percepatan digitalisasi kurikulum melalui Kurikulum Merdeka.
“Kami percaya bahwa perubahan pendidikan tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri. Harus ada sinergi antara kampus, dinas, dan guru,” ujar Prof. Drs. Nasution, yang juga Ketua PKM dari S3 Pendidikan IPS.
Kegiatan ini dihadiri Dekan Fisipol Unesa serta Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (Dikpora) Kabupaten Magetan. Mereka memberikan dukungan penuh terhadap inisiatif yang dilakukan Fisipol Unesa.(*)