KETIK, MALANG – Kecintaan akan dunia sastra mengantarkan Ari Ambarwati, Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Malang (Unisma) kepada dunia menulis. Ari turut berkontribusi menyulam imajiinasi lewat cerita anak yang ia ciptakan.
Sejak kecil Ari tumbuh dengan cerita-cerita anak dan remaja yang ia baca di berbagai media mulai dari majalah, hingga koran dengan halaman khusus cerita anak. Begitu pula dengan film Little House of Prairie, Si Unyil, cerita Lupus, yang menjadi modal utama untuk mencintai dan menjadi orang kreatif hingga kini.
"Itu yang membuat saya kaya akan kosakata. Saya akhirnya jatuh cinta pada bahasa dan sastra karena saya banyak terhubung dengan cerita anak dan remaja," ujarnya, Rabu 4 Desember 2024.
Perempuan yang aktif melakukan penelitian tentang bacaan anak dan remaja itu juga telah menerbitkan beberapa karya. Salah satunya Koci-Koci, buku cerita anak dwibahasa yang menggabungkan Bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia, terbit pada 2023.
Ia juga telah menerbitkan buku Bocah Rempah yang diakuisisi oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dengan judul Rempah Berkisah. Buku tersebut menceritakan sejarah dan keutamaan rempah.
"Naskah saya yang akan terbit adalah Mantra Aksaya Patra bercerita tentang perubahan iklim. Bagaimana kerusakan lingkungan mempengaruhi ekosistem," tuturnya.
Tak hanya itu, baru-baru ini Ari terlibat menulis artikel pada buku Seratus Tahun A.A Navis: Kajian Kritis, Pemikiran, dan Visi Budaya di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.
Menurutnya, anak harus dikenalkan dengan dongeng maupun cerita-cerita menarik sedini mungkin. Hal tersebut akan berpengaruh pada kemampuan mengenal kosakata, menyimak, dan berbicara.
"Menurut saya investasi paling murah untuk anak-anak, ya buku bacaan yang bermutu, berkualitas. Juga yang memaksa mereka untuk berimajinasi, melampaui batas-batas imajinasi yang bisa mereka bayangkan," katanya.
Terlebih pemerintah kini telah cukup memberikan perhatian bagi kebutuhan literasi anak-anak. Bacaan anak-anak dapat dengan mudah diakses melalui berbagai laman, mulai dari Sistem Informasi Perbukuan Indonesia (Sibi), Sandiwara Sastra, dan sebagainya.
"Saat sudah toddler usia 1-3 tahun ketika dekat dengan orang tua, dibiasakan untuk baca cerita. Misalnya tempo, nada, suara yang beda, bagi anak-anak kan sangat menyenangkan. Mereka baru mengenali bahasa, jadi jauh lebih ekspresif," tutupnya.
Cari tahu dan pantau perkembangan berita terbaru dari Unisma melalui situs resminya di https://unisma.ac.id/ (*)