KETIK, PACITAN – Di balik kelancaran operasional RSUD dr. Darsono Pacitan, terdapat sosok yang sangat berperan penting dalam memastikan kelayakan dan ketersediaan stok darah yang dibutuhkan pasien.
Adalah dr. Erissa Maisuritadevi Mara, M.Sc., Sp.PK., Subsp.B.D.K.T.(K), seorang Dokter Spesialis Patologi Klinik, Subspesialis Bank Darah dan Kedokteran Tranfusi (konsultan) yang memegang peran vital dalam pengelolaan Laboratorium dan Penyimpanan Darah di RSUD dr. Darsono Pacitan.
Sejak pertama kali bertugas pada 2016, dr. Erissa mengabdikan dirinya di RSUD Pacitan dengan tanggung jawab utama mengelola layanan laboratorium, yang mencakup pengawasan kualitas kontrol darah dan proses transfusi.
"Kami bertugas untuk memastikan bahwa darah yang disimpan di bank darah rumah sakit memiliki kualitas yang terjaga, dengan suhu penyimpanan yang tepat sesuai standar medis," ujar dr. Erissa di Ruang Laboratorium RSUD, Selasa, 31 Desember 2024.
Tugas ini sangat penting, sebab setiap kantong darah harus disimpan dalam kondisi sangat terkontrol agar tetap aman digunakan untuk pasien yang membutuhkan.
dr. Erissa, yang juga lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM), memiliki keahlian khusus di bidang bank darah dan transfusi.
Ia mengungkapkan bahwa tugas utama di Bank Darah tidak hanya mencakup penyimpanan darah, tetapi juga mengolahnya menjadi komponen-komponen darah yang lebih spesifik, seperti trombosit, plasma, dan PRC (packed red cells).
"Alhamdulillah kami di Pacitan juga memiliki alat untuk bisa mengolah komponen darah. Dari darah yang disumbangkan itu bisa jadi 3 jenis komponen, trombosit, plasma dan PRC. Artinya, jika itu digunakan untuk pasien yang berbeda, satu orang pendonor itu bisa untuk menolong 3 orang nyawa pasien," ujarnya kepada Ketik.co.id
Keberadaan Bank Darah di RSUD Pacitan sangat membantu pasien yang memerlukan transfusi darah, terutama mereka yang sedang menjalani perawatan cuci darah atau operasi besar.
"Setiap bulan kami membutuhkan sekitar 450 hingga 500 kantong darah, dan 80 persen dari jumlah tersebut digunakan untuk pasien di RSUD. Sisanya disalurkan ke rumah sakit swasta di Pacitan," ungkap dr. Erissa.
Kendati demikian, kebutuhan akan darah di Pacitan tidak selalu dapat diprediksi.
"Setiap bulan bisa berbeda-beda. Kadang, pasien dengan golongan darah A banyak, tapi yang mendonor banyak justru golongan darah O. Ini tantangan kami, dan kami harus terus mempersiapkan stok darah agar kebutuhan transfusi bisa terpenuhi," jelasnya.
Bagi dr. Erissa, donor darah merupakan bentuk kontribusi sosial yang sangat berarti.
"Masyarakat Pacitan sudah sangat aktif dalam mendonorkan darah. Kami sangat mengapresiasi itu," imbuh dr. Erissa.
Menurutnya, meskipun kebutuhan darah di Pacitan tidak sebesar kota besar lainnya, peran aktif masyarakat dalam kegiatan donor darah sangat vital bagi kelangsungan pelayanan medis di rumah sakit.
dr. Erissa pun mengajak lebih banyak masyarakat untuk mendonorkan darahnya.
"Cukup meluangkan waktu sekitar 15 menit, kita bisa menolong tiga orang pasien yang membutuhkan transfusi darah. Ini adalah bentuk kepedulian yang sangat sederhana, tetapi memiliki dampak yang sangat besar," ujar dr. Erissa.
Saat ini, RSUD dr. Darsono Pacitan terus berupaya untuk menjaga ketersediaan stok darah yang mencukupi.
"Setiap kantong darah hanya bisa disimpan selama 30 hari untuk darah umum dan 5 hari untuk trombosit. Oleh karena itu, kami sangat membutuhkan sumbangan darah dari masyarakat secara rutin," tambahnya.
Sebagai penutup, dr. Erissa berharap agar kesadaran akan pentingnya donor darah semakin meningkat, mengingat peran donor darah dalam menyelamatkan nyawa pasien yang membutuhkan.
"Mari kita bersama-sama berkontribusi untuk masyarakat Pacitan, karena dengan darah kita bisa menolong banyak orang tanpa memerlukan uang atau materi. Semoga lebih banyak masyarakat yang mau berdonor darah secara rutin," ajaknya menutup perbincangan. (*)