KETIK, LUMAJANG – Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Lumajang memastikan banyan beredar pupuk abal-abal di Kabupaten Lumajang yang bentuk dan merk-nya sengaja dibuat mirip dengan pupuk yang asli buatan sejumlah BUMN di Indonesia.
Ketua HKTI Lumajang Ishak Subagyo kepada media ini mengatakan, setidaknya ada dua jenis pupuk yang beredar di Kabupaten Lumajang yang disinyalir merugikan petani.
Pertama pupuk yang memang diedarkan oleh perusahaan tanpa adanya izin edar, yang kedua memiliki izin edar namun diperkirakan kandungan pupuknya tidak sesuai dengan sesuai dengan yang terterasa pada kemasan.
“Pada kemasan misalnay ditulis NPK, yang seharunya kandungannya adalah Nitrogien, Phosphor dan Kalium, namun ternyata ada material lain untuk menambah berat pupuk dalam satu kemasan yang jutru bisa merusak tanaman,” kata Ishak Subagyo.
Masih kata Ishak Subagyo, modus pupuk abal-abal ini diantaranya dengan mencantumkan merk yang hampir sama dengan aslinya. Misalnya, aslinya Phonska, banyak ditiru dengan menggunakan nama yang mirip termasuk logo dan kemasannya.
“Ini sangat merugikaan petani, karena mereka menjualnya dengan harga yang jauh lebih murah dan diedarkan melalui semua kios pupuk yang ada di Lumajang. Kalau kiosnya tidak bisa disalahkan karena mereka juga tidak paham,” ujar Ishak Subagyo.
Yang sangat diharapkan oleh HKTI adalah pengawasan dari Komisi Pengawasa Pestisida dan Pupuk atau KP3 di Kabupaten Lumajang agar pupuk yang diduga abal-abal ini bisa dikendalikan peredarannya.
“Di Jawa Timur kemarin sempat ada perusahaan yang diamankan kepolisian mengedarkan pupuk abal-abal ini. Seharusnya di Lumajang juga bisa. Ini bahayanya kepada tanah yang bisa semakin rusak, karena petani menggunakan dalam jumlah besar sementara kandungannya justru merusakan kesuburan tanah,” jelas Ishak.
Lebih jauh Ishak Subagyo juga berharap, selain KP3, pihak penegak hukum supaya segera mengambil tindakan tegas terkait pupuk yang abal-abal ini.
“Mengenalinya mudah kok, kita akan bantu kalau penegak hukum mau menegakkan aturan terkait pupuk abal-abal ini,” pungkasnya. (*)