KETIK, SURABAYA – Bank Indonesia (BI) memberikan kabar baik terhadap perekonomian tanah air hingga triwulan I 2025, di tengah ketidakpastian global.
Berdasarkan keterangan resmi yang disampaikan, ekonomi Indonesia masih tumbuh positif.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia, konsumsi rumah tangga didukung keyakinan pelaku ekonomi dengan penghasilan yang masih stabil.
Selain konsumsi rumah tangga, terjaganya ekonomi di Triwulan I 2025 menurut Bank Indonesia juga disumbang pemberian Tunjangan Hari Raya (THR), belanja sosial, dan insentif lainnya, serta kenaikan permintaan musiman Idulfitri.
Dari ekspor, sektor non-migas pada triwulan I 2025 meningkat ditopang komoditas manufaktur, seperti besi dan baja ke negara-negara ASEAN.
Daerah di Indonesia yang pertumbuhan ekonominya baik di wilayah Kalimantan dan Jawa.
Walaupun demikian, pihak BI, ke depan tetap melakukan langkah-langkah strategis. Terlebih di tengah kebijakan tarif respirokal yang diambil Amerika Serikat (AS).
Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2025 sedikit di bawah titik tengah kisaran, 4,7 persen-5,5 persen.
Pengumuman ekonomi Triwulan I 2025 ini disampaikan Bank Indonesia dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berlangsung pada 22-23 April 2025.
Dalam RDG Bank Indonesia, juga memutuskan mempertahankan BI-Rate sebesar 5,75 persen, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,00 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,50 persen.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, kendati menahan BI Rate, BI tetap mencermati ruang penurunan suku bunga acuan ke depannya.
"Keputusan tentunya akan diambil dengan mencermati ruang penurunan dengan mempertimbangkan stabilitas rupiah," kata Perry. (*)
