KETIK, BANDUNG – Ketua Dewan Penasihat Organisasi Perempuan Kabupaten Bandung, Emma Dety Permanawati mengatakan, organisasi perempuan di Kabupaten Bandung harus bisa lebih memberdayakan perempuan, yang berujung kepada kesejahteraan masyarakat, di mana subyeknya adalah perempuan dan anak.
"Karena itulah salah satu tujuan didirikannya organisasi perempuan. Apalagi organisasi perempuan di Kabupaten Bandung merupakan salah satu mitra pembangunan pemerintah yang bergerak di bidang pendidikan, kesehatan, agama, sosial-budaya, politik dan sebagainya," kata Emma dalam arahannya, saat Konsolidasi Organisasi Perempuan se-Kabupaten Bandung di Siloka Nusantara, Soreang, Jumat, (14/2/2025).
Menurut Emma Dadang Supriatna, perempuan dan anak adalah subjek dalam pembangunan. Isu-isu mengenai perempuan dan anak selalu menjadi isu sentral, terutama berkaitan dengan peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidupnya.
"Eksistensi organisasi perempuan juga harus sejalan dengan implementasi pengarusutamaan gender untuk mencapai kesetaraan dan keadilan gender," imbuhnya.
Pengarusutamaan gender merupakan strategi pembangunan yang memastikan laki-laki, perempuan, anak, lansia dan disabilitas, memiliki akses, partisipasi, kontrol dan manfaat yang sama dalam pembangunan, untuk mencapai kesetaraan dan keadilan gender.
Pada kesempatan itu Emma yang juga Ketua TP PKK Kabupaten Bandung ini berharap regenerasi di setiap organisasi perempuan dapat berjalan dengan baik, dengan lebih melibatkan perempuan muda di dalamnya.
"Agar perempuan muda pun terinsipirasi untuk dapat ikut lebih berperan dan terlibat aktif serta peduli terhadap isu-isu perempuan dan perlindungan anak, juga kesetaraan gender," jelas Emma.
Dengan demikian isu-isu mengenai tindak kekerasan dan pelecehan terhadap perempuan dan anak dapat lebih dicegah, demikian pula pencegahan pernikahan usia dini dan lebih peduli terhadap kaum disabilitas serta berperan aktif dalam upaya penurunan angka prevalensi stuntig.
Dalam arahan di akhir pemaparan, Emma yang juga istri Bupati Bandung Dadang Supriatna ini berpesan agar seluruh program kegiatan yang dilaksanakan oleh Organisasi Perempuan di Kabupaten Bandung harus sejalan dengan Visi Misi Bupati Bandung, yaitu Terwujudnya Kabupaten Bandung Lebih Bedas, Maju dan Berkelanjutan Menuju Indonesia Emas.
"Dengan misinya meningkatkan kualitas SDM berakhlak dan berkarakter, dengan didukung keberpihakan penguatan kesetaraan gender melalui pemberdayaan perempuan dan mendorong perlindungan bagi anak," kata Emma.
Sementra Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Bandung, Muhammad Hairun menambahkan, organisasi perempuan Kabupaten Bandung harus mampu menjadi motor penggerak perubahan dalam berbagai bidang kehidupan.
"Karena kaum perempuan tidak hanya berperan sebagai penerima dampak dari pembangunan, namun juga sebagai pelaku pembangunan yang setara hak dan kewajibannya dengan laki-laki," tandas Hairun.
Hairun menandaskan, seluruh organisasi perempuan di Kabupaten Bandung harus bersinergi, bergandengan tangan, berkolaborasi dan berkontribusi aktif yang berdampak positif bagi masyarakat.
"Keberpihakan organisasi perempuan terhadap kaum perempuan adalah mutlak," tegasnya.
Maka dari itu, ia mengajak seluruh organisasi perempuan Kabupaten Bandung untuk terus mengembangkan potensi, berani menjadi pelopor perubahan, tanggap dengan isu dan permasalahan perempuan-anak dan menginspirasi generasi mendatang untuk terciptanya perubahan yang nyata dan berkelanjutan.
Konsolidasi Organisasi Perempuan se-Kabupaten Bandung bertema “Sinergi Perempuan untuk Aksi Perubahan: Peran Perempuan Pelopor” ini digelar Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kabupaten Bandung.
Organisasi Perempuan yang terhimpun di dalam GOW Kabupaten Bandung tahun 2024 tercatat sebanyak 37 organisasi perempuan dan berada di bawah binaan Bidang Pemberdayaan Perempuan – DP2KBP3A Kabupaten Bandung. (*)