KETIK, SURABAYA – Jawa Barat punya pendidikan karakter ala militer gagasan Gubernur Dedi Mulyadi. Surabaya di bawah Wali Kota Eri Cahyadi punya Kampung Anak Negeri (Kanri) sebagai wadah serupa dalam membentuk karakter generasi muda.
Pemkot Surabaya telah berupaya melakukan intervensi melalui Sekolah Kebangsaan. Program ini membekali anak-anak dengan wawasan kebangsaan selama 10 hari. Sayangnya, perubahan tersebut acapkali tidak bertahan lama.
"Setelah 3–4 bulan ternyata ada yang kembali lagi ke kebiasaan lama. Sehingga saya membuka asrama, ada Kampung Anak Negeri (Kanri), ada program Satu Sarjana Satu Keluarga Miskin. Itu untuk menampung anak-anak ini," jelas Eri.
Menanggapi orang tua yang membiarkan anak remajanya terlibat dalam perilaku negatif seperti mengamen, ngelem, hingga tawuran, Wali Kota Eri Cahyadi menegaskan bahwa ada konsekuensi hukum bagi orang tua yang lalai tersebut.
Menurutnya, orang tua yang acuh tak acuh dan tidak mengawasi akan merasakan dampaknya dan dapat dikenakan sanksi hukum.
"Saya ingin membuka pikiran orang tuanya, mungkin karena orang tua tidak pernah memberikan kasih sayang dalam mendidik mereka,” ungkapnya.
Pemkot Surabaya menunjukkan komitmennya membantu keluarga kurang mampu agar anak-anak mereka tetap bisa bersekolah.
Wali Kota Eri Cahyadi menawarkan bantuan biaya pendidikan dengan syarat anak-anak harus sudah berada di rumah paling lambat pukul 22.00 WIB.
"Tapi kalau tidak punya biaya, serahkan ke pemkot, akan kami sekolahkan. Makanya nanti itu akan diantar menuju ke Kampung Anak Negeri atau ke Asrama Bibit Unggul," ujarnya.
Ia ingin mengubah pandangan anak-anak yang mungkin mengira akan dihukum atau dipaksa melakukan kegiatan fisik di asrama. Sebaliknya, asrama tersebut menawarkan kebersamaan dan ruang kelas yang memadai untuk mengubah pola pikir mereka.
"Jadi kalau dari keluarga gak mampu, kami bantu, bisa melalui sekolah dan masuk asrama Kanri atau Bibit Unggul. Tapi kalau masih mampu, ya tetap melakukan pengawasannya kita bersama. Sehingga inilah gotong-royong," tutur pria juga menjabat Ketua APEKSI ini.
Eri menambahkan Pemkot Surabaya sedang menyiapkan kuota sekitar 200 tempat untuk Asrama Bibit Unggul melalui program Satu Keluarga Satu Sarjana, serta 200 lagi untuk jenjang SMP dan SMA.
Ia juga menekankan bahwa selama ini, Pemkot Surabaya selalu berupaya menjaga privasi warga yang didatangi untuk program ini.
"Sejak 2022 saya bergerak, saya berusaha menjaga privasinya warga saya yang saya datangi. Saya tidak ingin mereka malu atau minder," pungkasnya.(*)