Evaluasi Sistem Buka Tutup, 500 Ton Sampah Masuk ke TPA Supit Urang Setiap Hari

Jurnalis: Lutfia Indah
Editor: Mustopa

13 Februari 2024 10:16 13 Feb 2024 10:16

Thumbnail Evaluasi Sistem Buka Tutup, 500 Ton Sampah Masuk ke TPA Supit Urang Setiap Hari Watermark Ketik
Kepala DLH Kota Malang saat melakukan peninjauan sampah yang masuk di jembatan timbang TPA Supit Urang. (Foto: Lutfia/Ketik.co.id)

KETIK, MALANG – Sudah 12 hari sejak penerapan sistem buka tutup di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Supit Urang. Dari evaluasi yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang, setiap harinya terdapat 500 ton sampah yang masuk ke TPA Supit Urang.

Kepala DLH Kota Malang, Noer Rahman Wijaya menjelaskan jumlah tersebut baru berasal dari 60 kendaraan yang telah teregistrasi sesuai aturan baru.

"Rekapan 12 hari ini baru 60 kendaraan yang teregistrasi, itu sudah 500 ton sampah rata-rata per hari yang masuk ke TPA Supit Urang, belum ditambah lainnya. Padahal ada pengangkutan dari pihak swasta yang menggunakan jasa transporter dan dari kawasan terdampak TPA," ujar Rahman pada Selasa (13/2/2024).

Jumlah tersebut diperkirakan masih dapat mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya jumlah transporter yang melakukan registrasi. Sekarang ada 49 kendaraan pengangkut sampah dari DLH dan 11 kendaraan dari Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang.

"Sebelumnya berdasarkan data perekaman kami, 49 kendaraan pengangkut sampah DLH plus 11 kendaraan dari Diskopindag, itu bisa mencapi 500 ton per hari. Belum ditambah dari pihak-pihak lainnya yang turut memberikan sumbangan timbunan sampah yang masuk di TPA," lanjutnya.

Kondisi tersebut tentu berpengaruh terhadap usia TPA Supit Urang. Sebelumnya Rahman menjelaskan bahwa zona aktif sanitary landfill hanya dapat menampung hingga 7 tahun ke depan. Namun kini hanya dapat mencapai 6 tahun terhitung dari tahun ini.

"Sehingga beban per hari yang mencapai 700 ton sampah, itu sebetulnya bisa lebih. Karena kita belum menghitung yang lainnya, baru cuma 60 kendaraan itu. Dari 680-700 ton sampah yang masuk, umur dari sanitary landfill ini juga akan berkurang. Kalau ditambah dengan jumlah sampah yang lebih dari 700 ton, bisa dibayangkan umurnya TPA ini tinggal berapa, bisa semakin berkurang," jelasnya.

Untuk mengatasi persoalan tersebut DLH Kota Malang berupaya melakukan identifikasi dari hilir ke hulu. Terutama identifikasi bagi TPS yang menjadi penyumbang sampah terbesar di Kota Malang.

"Kita akan melakukan pendekatan, sosialisasi, dan edukasi, supaya semuanya bisa memilah dan tidak semua sampah dibuang ke TPS. Sehingga tidak menjadikan beban di TPA Supit Urang," papar Rahman.(*)

Tombol Google News

Tags:

TPA Supit Urang DLH Kota Malang Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang Noer Rahman Wijaya Sampah Kota Malang Sanitary Landfill Buka Tutup TPA Supit Urang