Fokus Penurunan Stunting, IHO Jatim Kerjasama dengan Unisma

Jurnalis: Lutfia Indah
Editor: Gumilang

5 Juni 2024 12:00 5 Jun 2024 12:00

Thumbnail Fokus Penurunan Stunting, IHO Jatim Kerjasama dengan Unisma Watermark Ketik
Penandatanganan MoU antara Unisma dan IHO Jatim terkait pengabdian masyarakat di bidang kesehatan. (Foto: Lutfia/Ketik.co.id)

KETIK, MALANG – Indonesia Health Observer (IHO) Jawa Timur dan Universitas Islam Malang (Unisma) memiliki visi yang sama dalam mengatasi permasalahan kesehatan di Indonesia khususnya stunting.

Bertekad untuk mewujudkan penurunan angka stunting untuk menuju Indonesia Emas, penandatanganan MoU pun dilakukan di Gedung Rektorat Unisma, Rabu (5/6/2024).

Ketua IHO Jatim, Prof Dr Budi Santoso menjelaskan permasalahan stunting hanya menjadi salah satu bagian dari fokus kerjasama. IHO mengambil pengabdian masyarakat sebagai langkah awal untuk dapat dikembangkan pada program yang lebih luas.

"Dalam awal ini kita kerjasama dengan Unisma khusus pengmas dulu. Perkara nanti kita kembangkan di pendidikan, penelitian, itu bisa mengikuti. Namun yang jelas kita sudah menangani kesepakatan untuk melaksanakan pengmas bersama-sama," ujar Prof Budi usai penandatanganan MoU.

Selama ini IHO berupaya menjadi mitra pemerintah dan sahabat masyarakat khususnya di bidang kesehatan. Beragam advokasi, edukasi kepada masyarakat, hingga rekomendasi kepada pemerintah telah dilakukan.

"Kebetulan dari kita banyak yang berasal dari perguruan tinggi. Kan tri dharma perguruan tinggi ada penelitian, pendidikan, dan pengabdian masyarakat. Problem kesehatan ada banyak mulai dari stunting, angka kematian ibu, kematian bayi, TBC yang tinggi. Dari semua itu pokok yang jadi bahasan kita adalah stunting dulu," ucap Dekan FK Unair itu.

Prof Budi berharap kerjasama tersebut dapat menjadi role model bagi instansi, lembaga, maupun kelompok masyarakat untuk mengatasi persoalan kesehatan di daerah lain.

"Mungkin yang kita kerjakan itu tidak bisa banyak menyelesaikan masalah yang ada di seluruh Indonesia. Tapi minimal apa yang kita kerjasamakan dengan Unisma ini bisa jadi role model," tambahnya.

IHO Jatim juga telah memulai misinya dengan menggandeng beberapa pihak, mulai dari BKKBN dan Pemkab Jember. Kerjasama tersebut khususnya untuk mengatasi angka kematian ibu dan bayi yang masih tinggi, serta pengentasan stunting.

"Kami juga pernah mengawasi di beberapa kepulauan di Madura dengan Kapal RS Terapung Universitas Airlangga. Nanti bersama Unisma kita akan bicarakan daerah mana yang menjadi proyek percontohan," sambungnya.

Sementara itu Rektor Unisma, Prof Maskuri menjelaskan tak hanya terkait stunting, kerjasama juga akan berlanjut pada penyuluhan serta pengabdian masyarakat di bidang kesehatan. Menurutnya Unisma juga bertanggungjawab mengimplementasikan keilmuannya demi kebermanfaatan masyarakat secara luas.

"Kemudian penyuluhan terhadap masyarakat terutama dalam bidang kesehatan, riset bersama sekaligus mencoba model-model pengabdian yang lebih tepat sasaran bersama dengan IHO," ujar Prof Maskuri.

Ia berharap kerjasama tersebut dapat segera ditindaklanjuti dan memberikan aksi yang nyata kepada masyarakat. Unisma juga akan mengintegrasikan beragam pengabdian yang dilakukan, baik dalam kesehatan mental, fisik, spiritual, pendidikan, dan sebagainya.

"Kita punya FK dan RS yang dengan kolaborasi ini bisa menjadi kekuatan besar untuk pengabdian dan penelitian yang dilaksanakan. Apalagi IHO memiliki pengalaman yang sangat memadai terutama di bidang kesehatan," tutupnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

IHO Jatim UNISMA MoU IHO Jatim dan Unisma Pengabdian Kesehatan Stunting