Gubernur Khofifah: Kartini Bukan Hanya Emansipasi tetapi juga Ajarkan Toleransi

Jurnalis: Husni Habib
Editor: Marno

21 April 2023 04:21 21 Apr 2023 04:21

Thumbnail Gubernur Khofifah: Kartini Bukan Hanya Emansipasi tetapi juga Ajarkan Toleransi Watermark Ketik
Khofifah Gubernur Perempuan Pertama di Jawa Timur saat memberikan sambutan di Musrenbang Jatim. Kamis (13/4/2023). (Foto: Kiagus Firdaus/Ketik.co.id)

KETIK, SURABAYA – Peringatan Hari Kartini yang jatuh setiap 21 April memiliki makna istimewa di mata Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Menurutnya, momentum ini tidak hanya sekadar pengingat atas perjuangan keras pahlawan kesetaraan perempuan di Indonesia. Namun, hari untuk merayakan terbebasnya batasan hak-hak perempuan dan laki laki serta sikap toleran.

Berkat perjuangan RA Kartini dan tokoh-tokoh perempuan di masa lalu, saat ini tidak ada lagi batasan-batasan hak pendidikan maupun pekerjaan yang membelenggu perempuan di Indonesia. Baik laki-laki maupun perempuan kini mendapatkan peluang dan kesempatan hidup yang sama.

“RA Kartini adalah sosok pejuang yang teguh dan tidak mudah menyerah. Coba kita bayangkan, andai dulu RA Kartini putus asa memperjuangkan hak perempuan, mungkin saat ini tidak ada bupati perempuan, gubernur perempuan, apalagi presiden perempuan,” ujar Gubernur Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jumat (21/4/2023).

Gubernur Perempuan Pertama di Jawa Timur ini menambahkan, RA Kartini tidak hanya mengajarkan tentang emansipasi perempuan. Lebih dari itu, RA Kartini juga mengajarkan tentang arti toleransi lebih mendalam.

Di era awal gagasan-gagasan RA Kartini mencuat, masyarakat Indonesia pasti akan dihadapkan oleh dua kubu berbeda. Ada yang setuju dengan gagasannya, ada pula yang menolak. Di situlah letak pembelajaran toleransi terjadi demi mencapai tujuan bangsa yang satu. RA Kartini telah meletakkan pondasi toleransi dalam arti mendalam, bagaimana kaum laki-laki bisa menghargai kondisi perempuan, begitupun sebaliknya.

“Bagaimanapun juga, perempuan itu berbeda dengan laki-laki. Perempuan memiliki kondisi yang tidak dialami laki-laki. Berkat pembelajaran RA Kartini, dunia bisa mentolerir kondisi tersebut tanpa membatasi hak-hak perempuan,” ujarnya.

Menurut Khofifah hari ini cukup istimewa, karena selain merayakan hari Kartini di waktu yang sama sebagian umat islam juga merayakan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1444 Hijriyah. Walaupun memang terdapat perbedaan, namun sepatutnya hal tidak menjadi hal yang menimbulkan perpecahan.

“Seperti yang disampaikan oleh Menteri Agama RI, sepatutnya kita tidak menonjolkan perbedaan ini, melainkan bersama-sama saling menghormati dan menghargai. Kita memang berbeda namun memiliki tujuan yang sama. Prinsip Bhinneka Tunggal Ika harus kita junjung tinggi, bagi Jawa Timur mari kita jaga agar tetap guyub rukun,” pungkasnya.(*)

Tombol Google News

Tags:

Hari Kartini Toleransi Perbedaan emansipasi perempuan Khofifah