KETIK, SURABAYA – KH Kikin Abdul Hakim atau akrab disapa Gus Kikin mengajak seluruh jemaah untuk meningkatkan kualitas ibadah di bulan Ramadhan.
Ajakan ini disampaikannya saat mengisi khutbah salat Jumat pada 28 Februari 2025 di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya.
Dalam khutbahnya, Ketua Pimpinan Wilayah Nahdatul Ulama (PWNU) Jawa Timur ini menjelaskan, bulan Ramadhan adalah manifestasi rukun Islam selain ibadah haji.
Siapapun yang berpuasa di bulan ini akan mendapatkan balasan langsung dari Allah SWT. Yakni pahala yang berlimpah.
"Pelaksanaan ibadah di bulan Ramadhan dengan sungguh-sungguh, akan meningkatkan derajat iman kita menjadi muttaqin," imbuhnya.
Oleh karena itu, Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng ini membeberkan beberapa hal yang bisa memaksimalkan ibadah di bulan Ramadhan.
Pertama, salat. Dia menerangkan, salat itu ibadah yang sangat penting sebagai sarana komunikasi hamba dengan Tuhannya.
Salat juga menjadi ukuran keimanan seseorang sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur'an, berbunyi:
"Sesungguhnya salat dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar," ucapnya menukil Surah Al-Ankabut ayat 45.
Perintah salat ini diterima langsung oleh Rasulullah SAW saat Isra' Mi'raj pada 27 Rajab tahun ke-10 kenabian.
Dari sini, bisa diketahui pentingnya memperbaiki kualitas salat agar mencapai habbluminallah (hubungan dengan Allah) yang lebih baik.
Kedua, dihadapan para jemaah ia menekankan pentingnya membersihkan hati. Pada pertengahan bulan Sya'ban misalnya, umat Islam memperingati malam Nisfyu Sya'ban.
Pada malam tersebut, Allah SWT menebarkan ampunan kepada seluruh hamba-Nya kecuali bagi mereka yang masih memiliki permusuhan dan kebencian dalam hati.
Karenanya, momentum Nisfu Sya’ban menjadi tambahan bekal dalam mempersiapkan mental dan spiritual untuk memasuki bulan suci Ramadhan.
Selain itu, Gus Kikin menjelaskan saat memasuki bulan Ramadhan Allah SWT menjanjikan tiga hal untuk umat islam, yakni rahmat, ampunan, dan pembebasan dari api neraka.
”Awal Ramadhan adalah rahmat, pertengahannya ampunan, dan akhirnya yaitu pembebasan dari api neraka,” ucapnya mengutip hadis Rasulullah SAW.
Lebih lanjut, ia menerangkan, rahmat Allah SWT menjadi penentu bagi seseorang untuk mendapatkan ampunan di akhirat serta memperoleh balasan berupa surga.
”Rahmat adalah penentu nasib seseorang kelak di hari akhir. Boleh jadi orang itu rajin ibadah, tapi jika belum meraih rahmatnya allah, maka dia tidak akan mendapatkan jaminan untuk masuk surga,” terangnya.
Ia juga mengisahkan seorang hamba yang taat beribadah sepanjang hayatnya. Namun, ia masuk surga bukan karena ibadahnya, melainkan karena rahmat Allah SWT.
Hal ini menunjukkan betapa pentingnya memperoleh rahmat-Nya di bulan yang penuh berkah ini.
Selanjutnya, Anak dari KH Mahfudz Anwar ini memaparkan berbagai hikmah puasa Ramadhan.
Menurutnya, puasa memberikan kesempatan bagi tubuh untuk beristirahat setelah bekerja terus-menerus sepanjang tahun.
Selain itu, berpuasa melatih kesabaran dan menumbuhkan empati seseorang terhadap kaum miskin, sekaligus menjadi upaya dalam membentuk akhlak yang mulia.
Puasa di bulan Ramadhan juga dapat membangun kesetaraan sosial antara orang kaya dan miskin.
Oleh sebab itu, diwujudkan dengan kewajiban membayar zakat fitrah setelah menunaikan puasa Ramadhan.
”Ini diwujudkan dengan kewajiban membayar zakat fitrah setelah menunaikan puasa ramadhan,” ungkap Gus Kikin.
Selain keutamaan puasa, Cicit pendiri Nahdlatul Ulama, KH Muhammad Hasyim Asy'ari, tersebut mengingatkan jemaah tentang keistimewaan bulan Ramadhan.
Ia menjelaskan bulan ini merupakan waktu diturunkannya Al-Qur’an, sebagaimana disebutkan dalam surah Al-Baqarah ayat 185.
”Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia,” tuturnya saat membacakan ayat tersebut.
Keistimewaan lainya adalah dibukanya pintu-pintu surga dan ditutupnya pintu neraka, serta setan – setan dibelenggu sebagaimana dinyatakan dalam sabda Rasulullah SAW.
Selain itu, adanya malam Lailatul Qadar, yang disebut dalam Surah Al-Qadr sebagai malam yang lebih baik daripada seribu bulan.
Puasa Ramadhan juga menjadi masa pelebur dosa bagi umat islam.
Terakhir, Ramadhan adalah bulan penuh ampunan, di mana Allah SWT membuka kesempatan bagi hamba-Nya untuk mendapatkan rahmat dan pengampunan.
Sebagai penutup, Gus Kikin pun mengajak jemaah menjadikan puasa Ramadhan ini bukan sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga sebagai momen menata jiwa, mengendalikan hawa nafsu, serta memperbaiki hubungan dengan Allah dan sesama.
Dengan menjalankan ibadah Ramadhan dengan baik, umat Islam diharapkan dapat meraih derajat muttaqin dan mendapatkan ridha serta rahmat Allah SWT.(*)