KETIK, MALANG – Amin Suwarno, Inovator teknologi konversi energi asal Kalimantan Barat (Kalbar) menerima penghargaan sebagai Mitra Dharma Pengabdian kepada Masyarakat dari Kelompok Keahlian Sistem Manufaktur (KKSM) Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk periode 2013–2025.
Saatini Amin sedang mengembangkan Konverter bernama Amin Ben Gas tersebut menjadi generasi ke 11. Generasi ini menurutnya semangkin efisien, baik dari segi instalasi maupun biaya produksinya.
"Yang jelas teknologinya semakin mumpuni," ujar Amin Suwarno, Selasa, 22 April 2025.
Dikatakan Amin, semakin sederhana dan sederhana suatu produk, berarti produk tersebut semangkin tinggi teknologinya. Tetapi kalau masih rumit atau masih skala penelitian di laboratorium, menurutnya belum bisa dimassal atau matiarkan di Masyarakat.
"Konsumen adalah pemakai atau pengguna, mereka mau simple-simple saja. Contoh sederhana seperti hp maupun gadget," jelasnya.
MenurutAmin, penghargaan dari ITB adalah yang paling diterima dari sekian banyak penghargaan yang diterimanya selama ini. Karena datang dari lembaga pendidikan tinggi ternama yang fokus pada pengembangan teknologi, khususnya teknologi mesin.
"Kerja sama pengembangan konverter kit ABG bersama ITB telah berlangsung sejak tahun 2012 dan terus berjalan hingga sekarang," sebutnya.
Piagam penghargaan yang diraih Amin Suwarno dari ITB. (Foto: Amin Suwarno)
Selama lebih dari satu dekade, Konverter Kit ABG mengalami berbagai penyempurnaan, baik dari sisi desain maupun efisiensi sistem pembakarannya.
Amin menegaskan bahwa teknologi ABG tidak hanya bermanfaat bagi sektor perikanan dan pertanian, tetapi juga mampu membuka lapangan kerja baru serta membantu pemerintah dalam mengurangi beban subsidi BBM melalui transisi ke LPG.
"Dengan beralih ke LPG, kita tidak hanya menghemat pengeluaran, tetapi juga menjaga lingkungan dari pencemaran gas buang," urainya.
Tidak hanya itu, Amin juga mendorong generasi muda di daerah untuk berani berinovasi dan melakukan penelitian, serta tidak ragu untuk menampilkan karya mereka ke tingkat nasional.
Ia ingin membangun semangat bahwa anak-anak daerah juga bisa menciptakan teknologi yang bermanfaat luas.
"Yang penting, mereka harus didukung dan tidak dibiarkan berjalan sendiri. Ke depan, kami berkomitmen untuk terus mengembangkan inovasi-inovasi baru sesuai kebutuhan masyarakat," urainya.
Sementara, Guru Besar Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Bandung, Prof. Dr. Ir. Anas Ma'ruf, MT menyampaikan penghargaan yang diberikan atas kontribusi aktif Amin dalam mengembangkan, menguji, dan menerapkan teknologi Konverter Kit Amin Ben Gas (ABG). ABG adalah sebuah alat konversi mesin berbahan bakar minyak (BBM) menjadi gas.
"Inovasi ini dinilai mampu menekan biaya operasional secara signifikan, terutama bagi nelayan dan petani," katanya.
Menurut Prof Anas, teknologi konverter dari sistem bensin dan gas yang dikembangkan Amin memungkinkan mesin berbasis BBM untuk bekerja secara hybrid menggunakan gas dan bensin secara bergantian, tergantung kebutuhan.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa penggunaan konverter kit ABG mampu menghemat biaya operasional hingga 70 persen dibandingkan dengan penggunaan BBM sepenuhnya.
"Ini adalah teknologi lokal yang terbukti andal. Rancangannya telah berkembang hingga generasi kesembilan, dan setiap versi baru membawa peningkatan yang signifikan, terutama dalam hal kestabilan pembakaran dan efisiensi energi," kata Prof Anas. (*)