KETIK, SURABAYA – Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Jawa Timur Ali Kuncoro menyampaikan imbauan kepada para peserta Gerak Jalan Mojokerto Madura (GMS) untuk tidak menggunakan atribut partai politik maupun capres dan cawapres yang akan bertarung pada pemilu 2024 nanti.
Hal ini penting untuk menjadi perhatian demi menjaga keamanan dan kondusifitas lingkungan agar tidak terjadi ketegangan. Selain terkait atribut pemilu 2024, atribut perguruan silat juga dilarang dibawa oleh para peserta karena masih adanya ketegangan yang terjadi antar perguruan.
"Mengingat tahun ini adalah tahun politik, kita menghimbau ke khalayak untuk tidak membawa atribut parpol dan perguruan silat saat gelaran GMS 2023 nanti. Hal ini penting untuk menjaga keamanan," jelas Ali kepada Ketik.co.id, Kamis (2/11/2023).
Untuk mengantisipasi hal tersebut, pihaknya dibantu oleh kepolisian telah melakukan mitigasi ke sejumlah titik-titik yang rawan terjadinya gesekan. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kericuhan dan gangguan keamanan saat event GMS berlangsung.
Di samping itu, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jawa Timur telah mengizinkan Pemprov Jatim menggelar acara ini karena tidak berhubungan dengan partai politik. Dan belum ada penetapan calon tetap dari KPU.
"Jadi kita sudah jalin koordinasi dengan kepolisian dibantu oleh Kodim juga sudah mengantisipasi hal ini dengan melakukan mitigasi sebelumnya," tambahnya.
Sebagai informasi, Memperingati Hari Pahlawan, Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) kembali menggelar Gerak Jalan Mojokerto - Suroboyo 2023 (GMS) pada (4/11/2023) mendatang.
Pendaftaran event ini dilakukan secara online dan berbayar melalui gjppemprovjatim.com hingga 3 November. Untuk pengambilan nomor dada dimulai 30 Oktober hingga 3 November 2023. Sedangkan kategori yang diperlombakan sesuai tahun sebelumnya yakni perorangan dan kelompok.(*)
