Jelang Berbuka, Lapak Takjil di Pacitan Tak Pernah Sepi Pengunjung

Jurnalis: Al Ahmadi
Editor: Hetty Hapsari

2 Maret 2025 16:53 2 Mar 2025 16:53

Thumbnail Jelang Berbuka, Lapak Takjil di Pacitan Tak Pernah Sepi Pengunjung Watermark Ketik
Pedagang takjil di Jalan Ahmadi Yani Pacitan menawarkan kolak dengan penuh senyuman, Minggu, 2 Maret 2025. (Foto: Al Ahmadi/Ketik.co.id)

KETIK, PACITAN – Ramadan 1446 Hijriah membawa berkah bagi banyak pedagang di Pacitan, terutama mereka yang menjual takjil untuk berbuka puasa.

Dari kolak pisang, bubur, es buah, hingga gorengan seperti tempe mendoan dan tahu isi, semua laris manis diburu warga menjelang magrib.

Pantauan ketik.co.id, lapak-lapak takjil berjejer di berbagai sudut kota dan jalanan. Salah satu lokasi favorit berburu takjil di Pacitan adalah kawasan sekitar Jalan Ahmad Yani, Alun-alun Pacitan dan Pasar Minulyo.

Sejak pukul 16.00 WIB, para pedagang mulai menjajakan dagangannya, dan dalam waktu singkat, pembeli mulai berdatangan.  

"Setiap sore ramai sekali. Kadang saya harus antre lama untuk membeli kolak kesukaan," ujar Anisa (27), salah satu pembeli yang ditemui di Jalan Ahmad Yani, Minggu, 2 Maret 2025.

Kolak pisang dan minuman segar (dawet, es buah) menjadi dua jenis takjil paling laris di pasar ini. Siti, seorang pedagang takjil yang sudah berjualan sejak tahun lalu, mengaku bisa menjual lebih dari 200 porsi kolak setiap hari.  

"Kolak pisang paling cepat habis. Biasanya sebelum jam lima sore sudah tinggal sedikit," katanya.  

Foto p

Selain makanan manis, gorengan juga menjadi favorit masyarakat Pacitan saat berbuka. Bakwan, risoles, tahu isi, dan tempe mendoan selalu diburu pembeli.

Feri Irawan (34), salah satu warga yang rutin membeli takjil, mengaku tidak bisa melewatkan gorengan saat berbuka.  

"Rasanya tidak lengkap buka puasa tanpa gorengan. Saya selalu beli tahu isi dan tempe mendoan, apalagi kalau dicocol dengan sambal, makin mantap," ujarnya sambil tertawa.  

Tak hanya di kawasan perkotaan, penjualan takjil juga ramai di desa-desa.

Banyak warga yang membuka lapak kecil di depan rumah mereka untuk menjual berbagai jenis takjil. Momen Ramadan ini mereka manfaatkan sebagai peluang usaha tambahan.  

Lina, seorang ibu rumah tangga di Kecamatan Kebonagung, mengaku memanfaatkan Ramadan untuk berjualan es buah dan gorengan.  

"Biasanya saya hanya masak untuk keluarga. Tapi karena banyak tetangga yang mencari takjil, saya mulai berjualan. Alhamdulillah, lumayan untuk tambahan penghasilan," kata Lina.  

Foto p

Menurut para pedagang, omzet mereka meningkat selama Ramadan dibandingkan hari-hari biasa. Beberapa di antaranya bahkan mengaku penghasilan mereka naik dua hingga tiga kali lipat.

Mayoritas takjil dijual dengan harga mulai dari Rp2 ribu hingga Rp10 ribu per porsi, sehingga tetap bisa dinikmati oleh semua kalangan. Meski ramai, para pedagang tetap berupaya menjaga kualitas dan harga jual agar tetap terjangkau bagi masyarakat. (*)

Tombol Google News

Tags:

pacitan #ngetik Ramadan