Kagum Santri Fasih Bahasa Mandarin, Yayasan Hakka Malang Silaturahmi ke Pesantren Nurul Jadid Paiton

Jurnalis: Muhammad Faizin
Editor: Mustopa

29 April 2024 07:43 29 Apr 2024 07:43

Thumbnail Kagum Santri Fasih Bahasa Mandarin, Yayasan Hakka Malang Silaturahmi ke Pesantren Nurul Jadid Paiton Watermark Ketik
Kunjungan Yayasan Sosial Hakka Malang ke Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo untuk membangun silaturahmi yang baik. (Istimewa)

KETIK, PROBOLINGGO – Dewasa ini, santri tidak hanya dikenal memiliki kedalaman ilmu pengetahuan agama saja. Banyak santri yang kini juga terampil dalam berbagai bidang keilmuan. Seperti yang dilakukan sejumlah santri Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo yang mengembangkan keterampilan berbahasa Mandarin.

Kemampuan para santri dalam berbahasa Mandarin ini rupanya menarik perhatian Yayasan Sosial Hakka Malang hingga membuat mereka tertarik berkunjung ke Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo. Keterampilan berbahasa Mandarin para santri ini bahkan dianggap melebihi kemampuan para anggota Yayasan Sosial Hakka Malang.

“Saya senang sekali mendengar santri Pondok Pesantren Nurul Jadid berbahasa Mandarin. Kalau ditanya rombongan dari Yayasan Sosial Hakka Malang, apakah semua mahir berbahasa Mandarin. Tidak. Mungkin hanya 30 % yang menguasai bahasa tersebut,” ujar Ketua Pembina Yayasan Sosial Hakka Malang, Widodo Harsono, saat berkunjunge bersama rombongannya di di Aula I Pesantren Nurul Jadid, Ahad (28/04/24).

Tak hanya itu, Widodo juga merasa bangga bisa berkenalan dengan pesantren yang didirikan KH. Zaini Mun'im ini.

"Saya bangga dapat berkenalan dengan pesantren Nurul Jadid ini. Semoga suatu saat nanti terus bisa menjalin kerjasama," imbuhnya.

Sementara itu, Sugiharta Tandea, Ketua Paguyuban Islam Tionghoa Indonesia mengungkapkan ingin bersilaturahim, sekaligus ingin berbagi kebahagiaan kepada santriwan-santriwati di Pondok Pesantren Nurul Jadid.

"Kami berbagi tulus ikhlas, tolong tidak dilihat nilainya, namun makna kasih yang kami berikan,” tegasnya.

Tak lupa, atas nama Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Malang Raya dan Paguyuban Sosial Hakka Malang Kota mengucapkan minal aidzin wal faizin, mohon maaf lahir dan batin.

"Mari saling maaf memaafkan," tuturnya.

Sementara itu, Kepala Pesantren Pondok Pesantren Nurul Jadid KH. Abdul hamid Wahid menerima kunjungan dengan penuh keakraban. Dalam sambutannya, Kiai Hamid mengungkapan kunjungan Yayasan Sosial Hakka Malang bukan yang pertama dan terakhir. Bahkan ia berharap hubungan kerja sama dan silaturahmi ini bisa berlanjut ke masa mendatang.

"Moga-moga bagi pesantren kita bisa saling belajar, saling menimba ilmu, wawasan dan pengalaman. Saya yakin bapak ibu telah makan asam garam kehidupan di profesinya masing masing," tegasnya.

Kia Hamid juga berterima kasih atas kontribusi yang telah diberikan. Hal ini diyakini pasti bermanfaat bagi pesantren.

Selanjutnya, Kiai Hamid menceritakan kondisi santri di pesantren. Menurutnya, di pesantren itu camping setiap hari, tidur ala kadarnya. Mereka berkelompok menjalani aktivitas menyambung dengan kegiatan akademis di sekolah. Kurikulum itu digarap bersama antara pesantren dan sekolah. (*) 

Tombol Google News

Tags:

Nurul Jadid Paiton Pondok pesantren probolinggo Hakka yayasan sosial Hakka PITI Bahasa Mandarin tionghoa