KETIK, JEMBER – Tepat Malam 17 Ramadan, Bupati Jember Muhammad Fawait dan Wakil Bupati Jember Djoko Susanto mengisi waktunya dengan kegiatan masing-masing nan bermakna.
Saat Malam Nuzulul Quran itu, Bupati Fawait mengisinya dengan kegiatan buka bersama dengan para tim pemenangannya.
Pria yang akrab disapa Gus Bupati itu, mengumpulkan 70 organ relawan (Tim Pemenangan Pilkada 2024) di Aula Lantai Dua Pendapa Wahyawibawagraha, Minggu (16/3/2025) petang.
Sementara itu Wakil Bupati Jember Djoko Susanto tidak tampak di acara buka bersama.
Djoko malah berkegiatan menjenguk salah seorang warga dekat rumahnya yang sedang sakit. Selain itu, ia juga melanjutkan menjenguk Kakak Kandung Gus Firjaun (Mantan Wabup Periode 2021-2025), yakni Hj. Asni Furoida.
Karena diketahui saat ini, juga sedang menjalani perawatan di Ruang Perawatan Nusa Indah RSD dr. Soebandi Jember. Sebab didiagnosa sakit diabetes.
Terkait dua kegiatan itu, dalam pidato sambutannya di acara Buka Bersama. Bupati Fawait menyampaikan rasa terima kasihnya kepada 70 organ relawan yang membantunya dalam kontestasi Pilkada 2024 lalu.
Bupati Fawait hanya tampak didampingi oleh Ketua Tim Pemenangan Pilkada Gogot Cahyo Baskoro, Ketua DPC Partai Garuda Rio Christiawan, dan anggota Tim Pemenangan Nyoman Aribowo.
"Alhamdulillah saya bisa berkumpul bersama dengan panjenengan semua. Tidak ada ucapan lain, yakni terima kasih saya atas segala proses selama masa kampanye. Serta tidak membiarkan saya sendiri," kata Bupati Fawait saat memberikan pidato sambutan.
Dalam kesempatan itu, Gus Bupati mengaku masih membutuhkan dukungan dari para pendukungnya.
"Namun saya bukan superman ataupun aladin. Baru 13 hari dilantik langsung bisa selesai semua. Mohon dikasih waktu, kalaupun ada apa-apa diserang kanan kiri. Kan kita sudah latihan semua," ucapnya.
"Kita senyumin saja, pokok kita bersama-sama Semua Karena Cinta. Karena ini sudah masuk waktu berbuka puasa, saya tidak panjang lebar. Selamat berbuka puasa, kita sambung terus," imbuhnya.
Sementara itu terkait kegiatan yang dilakukan Wabup Jember Djoko Susanto. Ia menjelaskan, menjenguk warga yang sakit dan Kakak Kandung Gus Firjaun merupakan hal yang lebih utama.
"Tadi kami menjenguk warga layaknya hidup bersosialisasi di masyarakat, bentuk empati kita pada saudara yang sedang diberi cobaan kesehatan ini. Kita tidak boleh lupa, apapun jabatan kita. Hari ini ya kita (juga) sambang dulur wedok (saudari perempuan) yang lagi sakit lah. Semoga beliau segera diberi kesembuhan oleh Allah dan bisa kumpul-kumpul bareng lagi. Itu yang paling penting," ujar Wabup Djoko saat dikonfirmasi terpisah.
Wabup Jember, Djoko Susanto saat menjenguk warga. (Foto: Atta/ Ketik.co.id)
Dari kegiatannya itu, Wabup Djoko juga mengatakan jika dirinya tidak hadir di acara Buka Bersama yang digelar oleh Bupati Fawait. Acara itupun juga tidak diketahui olehnya.
"Memangnya ada acara? Ya kebetulan saya juga tidak tahu dan tidak ada undangan," ucapnya.
Namun demikian, dari kegiatannya menjenguk ke rumah sakit itu. Djoko juga mengaku prihatin dengan masih banyaknya persoalan pasien kurang mampu yang kesulitan mendapat pelayanan kesehatan layak.
"Nah itu kan yang saat ini sedang kita komunikasikan dengan teman-teman DPRD Jember bagaimana menyikapi itu. Bagaimana program UHC itu bisa berjalan. Tapi kalau melihat posisi keuangan kan belum bisa jalan ya," ujar Djoko.
"Maka perlu pemikiran ekstra. Maka saat ini, saat kita sedang bicara tentang efisiensi anggaran. Ya harus konkret," imbuhnya.
Djoko pun juga sedikit menyindir kegiatan Bupati Fawait. Menurutnya, terkesan menggelar acara seremonial di tengah diterapkannya efisiensi anggaran, yang saat ini diinstruksikan oleh pemerintah pusat.
"Jangan hanya sekedar ngomong efisiensi, tapi di sisi lain. Banyak bikin kegiatan yang bersifat seremonial. Ini bukan waktunya untuk memperbanyak kegiatan seremonial," ucapnya.
"Kita harusnya lebih konkret, dan lebih banyak mendorong peran serta masyarakat untuk mendorong perekonomian agara tetap baik dan lebih. Agar ujungnya kondisi keuangan APBD itu tidak jadi masalah kesejahteraan," sambungnya.
Menurut mantan birokrat ini, dibanding menggelar acara seremonial. Lebih utama mencari solusi konkret untuk menyikapi persoalan yang bersifat darurat di tengah masyarakat.
"Terlebih saat ada hal-hal yang emergency (darurat). Dibutuhkan kebijakan khusus, tapi bagaimanapum juga tugas pemerintah harus memperhatikan kesejahteraan masyarakatnya. Jadi perlu strategi khusus, yang (siapa tahu) bisa berlaku long term (Jangka panjang, red). Juga dipahami untuk menangani kedaruratan, kira-kira begitu," tandasnya. (*)