Sayangkan Aksi Unras May Day Ricuh, DPRD Provinsi Jateng: Tak Cerminkan Buruh

2 Mei 2025 14:40 2 Mei 2025 14:40

Thumbnail Sayangkan Aksi Unras May Day Ricuh, DPRD Provinsi Jateng: Tak Cerminkan Buruh
Pengamanan yang dilakukan polisi pada demo di Semarang kemarin. (Istimewa)

KETIK, SEMARANG – Aksi unjuk rasa (unras) hari buruh atau May Day yang berakhir ricuh di depan Kantor Gubernur Jawa Tengah. Mendapat sorotan dari DPRD Jawa Tengah.

Menurut Wakil Ketua Komisi E DPRD Jawa Tengah Yudi Indras Wiendarto, unjuk rasa yang awalnya damai tiba-tiba berujung ricuh itu. Menurut Yudi tidak mencerminkan sikap buruh.

"Aksi itu berawal pagi 1 Mei 2025 kemarin. Saya bertemu demonstran dari mahasiswa dan buruh di siang hari. Bersama dengan dua anggota DPRD lainya, Imam Teguh Purnomo dan Siti Rosidah. Membagikan bunga mawar pada peserta aksi sebagai wujud rasa cinta," kata Yudi saat dikonfirmasi sejumlah wartawan di Gedung Legislatif, Jumat (2/5/2025).

"Bahkan perwakilan buruh ditemui langsung oleh Bapak Gubernur dan Kapolda. Teman-teman buruh bisa menyampaikan aspirasi mereka secara langsung dan mendapatkan jawaban langsung pula," sambungnya.

Dari kegiatan bertemu langsung dengan massa aksi, atau audiensi itu. Kata legislator dari Gerindra ini, berlangsung dialog yang baik. 

Selama kurang lebih 45 menit, lanjutnya, dari audiensi yang dihadiri koordinator sejumlah serikat buruh. Sejumlah program digagas Pemprov Jateng untuk menyejahterakan buruh. 

Termasuk juga, kata Yudi, para perwakilan buruh juga menyampaikan sejumlah usulan yang akan diteruskan ke pusat, karena kewenangan Kementerian. Diantaranya adalah penghapusan status pekerja outsourcing.

"Mulai dari koperasi buruh, penyediaan daycare untuk anak-anak buruh hingga penurunan tarif buruh yang naik Bus Trans Jateng jadi Rp1.000," ungkap pria yang juga pimpinan Komisi E, dan salah satu tupoksi dan mitranya di bidang ketenagakerjaan itu.

"Tapi tiba-tiba ada kelompok-kelompok yang bukan buruh dan membuat ricuh atau bahkan anarkis," sambungnya menjelaskan.

Terkait kericuhan itu, ia pun menduga aksi unras tersebut ditunggangi oleh kelompok maupun kepentingan tertentu.

"Sehingga menjadi anarkis, bahkan terjadi pelemparan batu memprovokasi aparat atau merusak fasilitas umum. Nah ini tidak mencerminkan sikap buruh," ucapnya.

Lebih lanjut kata Yudi, dengan situasi itu. Ia pun mendukug langkah pihak kepolisian untuk melakukan tindakan tegas.

"Sebagai catatan, penertiban tetap harus dilakukan sesuai dengan aturan. Kalau sudah menjurus ke anarkis atau perusakan, ya harus dihentikan. Diamankan, jangan sampai aksi demonstrasi yang semula damai menjadi anarkis," ujarnya.

"Masyarakat termasuk juga rekan-rekan buruh. Jangan sampai terprovokasi dan diadu domba oleh pihak yang punya maksud tak baik pada keutuhan bangsa," imbuhnya.

Perlu diketahui, terkait aksi unras May Day yang berujung ricuh itu. Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Artanto, juga membenarkan dengan adanya situasi yang tidak baik terkait aksi unras tersebut.

"Dari yang awalnya serikat buruh dan buruh telah menyampaikan aspirasinya itu, kemudian telah diterima oleh Gubernur, alhamdulillah berjalan lancar. Namun, di balik ini semua ternyata ada satu kelompok lagi, yaitu kelompok anarko yang bergabung dengan kelompok mahasiswa lainnya yang melakukan aksi unjuk rasa anarkis," ujar Artanto saat dikonfirmasi terpisah.

"Dengan kemudian massa aksi melakukan pembakaran, pelemparan terhadap petugas, sehingga terjadi aksi saling dorong. Padahal semua ini, sudah sesuai SOP," sambungnya.

Ia juga membenarkan, jika polisi mengamankan sejumlah massa aksi yang diduga sebagai provokator dan diamankan di Polrestabes Semarang.

"Ada beberapa orang dari anarko yang kita amankan karena yang bersangkutan menjadi provokator. Kita melakukan pengamanan atau penangkapan," ujar Artanto. (*) 

Tombol Google News

Tags:

May Day Semarang Polda Jateng