KETIK, JEMBER – Remaja umur 18 tahun bernama Fahrul Hidayatullah alias Baim, dikabarkan hilang di Gunung Saeng, Bondowoso, Jawa Timur, Kamis, 1 Mei 2025 kemarin. Korban dipastikan jatuh ke dalam jurang sedalam kurang lebih 150 meter.
Saat berita ini ditulis, saat ini Tim SAR Gabungan masih melakukan proses pencarian dan evakuasi terhadap korban.
Gunung Saeng diketahui memiliki ketinggian 1.559 MDPL terletak di Desa Sumber Waru, Binakal, Bondowoso, Jawa Timur. Gunung ini berada di gugusan Pegunungan Argopuro sisi timur.
"Jadi korban ditemukan dan sempat dievakuasi oleh Tim SAR gabungan, namun terkendala masalah cuaca hujan dan medan. Sehingga diputuskan untuk besok dilanjutkan kembali," kata Koordinator Pos Basarnas Pos SAR Jember Andi Irawan saat dikonfirmasi sejumlah wartawan, Jumat, 2 Mei 2025.
"Posisi korban sekarang berada di jurang kurang lebih kedalaman 150 meter. Kondisi korban belum bisa dipastikan (terluka atau tidak), Karena korban belum berhasil kami evakuasi," sambungnya.
Evakuasi korban dari Gunung Saeng terkendala cuaca. (Istimewa/ BPBD Jember)
Korban Baim diketahui mendaki Gunung Saeng bersama dengan 4 orang temannya yang lain.
"Untuk kondisi 4 korban lainnya selamat, dan sudah kami mintai keterangan di bawah. Kabar hilangnya korban, Kamis kemarin sekitar pukul 14.00 WIB," ucapnya.
Terkait kejadian ini, diketahui baik bersama 4 orang remaja lainnya yang mendaki Gunung Saeng berasal dari satu sekolah yang sama yakni SMKN 5 Jember.
Waka Kesiswaan SMKN 5 Jember, Juman membenarkan asal sekolah para remaja itu, mereka sama-sama masih duduk di bangku kelas 11.
"Mereka dari satu komunitas Pramuka. Ini sudah kami konfirmasi ke pembina Pramuka di sekolah, mereka berangkat tidak ada koordinasi (tanpa izin), dengan sekolah maupun pembinanya. Untuk peserta yang ikut, kelimanya ini tiga cowok dan dua cewek. Yang belum ketemu satu cowok itu Fahrul, warga Bangsalsari, Jember," kata Juman saat dikonfirmasi terpisah di SMKN 5 Jember.
Lanjutnya, kegiatan mendaki ke Gunung Saeng diketahui sebagai kegiatan mandiri.
"Mereka murni bermain dengan teman sebayanya, itu bukan kegiatan sekolah. Namun demikian, karena ini situasi seperti itu. Sekolah tidak tinggal diam. Karena mereka anak-anak kami, kita orang tua kedua setelah orang tua kandungnya," ujarnya.
"Kami memberangkatkan tim untuk berangkat ke posko, tempat mereka berkegiatan. Setidaknya kita (pihak sekolah) harus tahu. Bagaimana kondisinya. Karena kami punya kewajiban untuk mengayomi," sambungnya.
Wakil Kepala SMKN 5 Jember, Juman saat diwawancarai awak media terkait hilangnya pelajar asal Jember saat mendaki gunung di Bondowoso. (Foto: Atta/ Ketik.co.id)
Terkait kejadian, lebih lanjut kata Juman, pihak sekolah akan melakukan evaluasi tentang kegiatan siswanya di luar jam sekolah.
"Info (kejadian) baru kami dengar tadi pagi, untuk kelima anak ini. Yang kami ketahui, mereka kelas 11 semua di sekolah kami. Tapi beda jurusan. Lebih lanjut dari kejadian ini, kami akan melakukan evaluasi terkait kegiatan-kegiatan siswa. Juga terus berkoordinasi dan tidak (berkegiatan) dengan semaunya sendiri. Tapi juga memikirkan dampaknya," tuturnya.
"Koordinasi lebih lanjut dengan orang tua masing-masing siswa juga masih kami lakukan. Data siswa yang ikut dalam kegiatan itu, masih kami rekap dengan koordinator Humas, BK, dan Tata Usaha," imbuhnya. (*)