KETIK, SITUBONDO – Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang dilaksanakan Komisi IV DPRD Situbondo terungkap bahwa PT Mahabbah Fairuza telah dibekukan oleh Kementerian Agama sejak persoalan pemberangkatan jemaah umrah PC NU Situbondo mencuat, Senin 10 Februari 2025.
Hal ini disampaikan Choirul Huda Pemilik Pertama PT Mahabbah Fairuza saat rapat dengar pendapat dengan Komisi IV DPRD Situbondo di ruang rapat paripurna lantai II DPRD Situbondo.
“PT Mahabbah Fairuza saya jual pada tahun 2023 kepada Diah dan Candra Eka. Begitu muncul persoalan ada beberapa jemaah umrah komplain ke saya dan Kantor Kementerian Agama Semarang, padahal PT Mahabbah Fairuza sudah bukan milik saya,” jelas Choirul Huda dihadapan Komisi IV DPRD Situbondo.
Choirul Huda juga menyampaikan, sejak muncul persoalan jemaah umrah PCNU ini mencuat Kementerian Agama langsung membekukan.
“Dalam persoalan ini, saya sama sekali tidak ada urusannya dengan saya, karena PT Mahabbah Fairuza sudah saya jual dan alamatnya sudah berpindah bukan lagi di Semarang Jawa Tengah, tapi di wilayah DKI Jakarta,” tuturnya.
Sementara itu, Abdur Rahman Saleh, pembina LBH Mitra Santri Situbondo yang mendampingi 12 jemaah umrah yang kecewa tersebut mengatakan, pihaknya bersyukur PT Mahabbah Fairuza telah dibekukan.
“Awalnya saya tidak tahu kalau PT Mahabbah Fairuza telah dibekukan. Saya tahu setelah mendengarkan penuturan Choirul Huda pemilik pertama PT Mahabbah Fairuza di hadapan Komisi IV DPRD Situbondo,” kata Abdur Rahman Saleh.
Tak hanya itu yang disampaikan Abdur Rahman Saleh, namun dia menegaskan akan terus mendampingi jemaah umrah PCNU Situbondo yang kecewa dalam perjalanan umrahnya.
“LBH Mitra Santri akan terus mendampingi jamaah umrah yang kecewa hingga mendapat ganti rugi dari Direktur Operasional PT Mahabbah, Candra Eka Putra,” tegas Abdur Rahman Saleh.
Di lain pihak, Ketua Komisi IV DPRD Situbondo, M. Faisol menjelaskan bahwa pihaknya mengundang pihak PT Mahabbah dan pihak-pihak terkait lainnya untuk hadir dalam rapat dengar pendapat. Namun, yang hadir dalam rapat dengar pendapat ini hanya Choirul Huda pemilik pertama PT Mahabbah dan pemilik ke dua PT Mahabbah tidak hadir.
“Dalam Rapat Dengar Pendapat tadi disampaikan oleh Choirul Huda pemilik pertama PT Mahabbah bahwa ketika muncul permasalahan pemberangkatan jemaah umrah PCNU Situbondo, PT Mahabbah langsung dibekukan oleh Kantor Kementerian Agama. Oleh karena itu, kami akan mengecek apakah betul PT Mahabbah telah dibekukan seperti yang disampaikan Choirul Huda pemilik pertama PT Mahabbah itu,” jelasnya. (*)