Kreatif! Mahasiswa Unair Ciptakan Briket Sekam Padi

13 Juni 2025 19:10 13 Jun 2025 19:10

Thumbnail Kreatif! Mahasiswa Unair Ciptakan Briket Sekam Padi
Proses pelatihan pembutan briket dari sekam padi. (Foto: Tim Vokasi Unair)

KETIK, SURABAYA – Mahasiswa Vokasi Universitas Airlangga (Unair) melalui kegiatan Pengabdian Masyarakat menunjukkan inovasinya dengan menciptakan arang briket berbahan dasar sekam padi di Desa Leran Kulon, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban, pada 10-12 Juni 2025.

Inovasi ini tidak hanya memanfaatkan limbah pertanian, tetapi juga menjadi solusi alternatif ramah lingkungan untuk energi rumah tangga.

Perwakilan dari SDGs Center Unair, Saharani Nurlaila Buamonabot menjelaskan Desa Leran Kulon dikenal sebagai salah satu sentra penghasil beras premium di Kabupaten Tuban.

Di desa ini terdapat belasan penggilingan padi yang melayani gabah dari berbagai desa dan kecamatan.

 

Foto Potret produk arang briket dari sekam padi. (Foto: Tim Vokasi Unair)Potret produk arang briket dari sekam padi. (Foto: Tim Vokasi Unair)

 

Aktivitas penggilingan padi yang masif ini menghasilkan stok sekam padi dalam jumlah besar yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal.

Melalui kegiatan ini, mahasiswa Unair memperkenalkan teknologi sederhana untuk mengolah sekam menjadi briket bahan bakar yang ramah lingkungan dan bernilai ekonomi. Briket sekam dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif untuk rumah tangga maupun industri kecil.

Saharani menjelaskan bahwa pengolahan limbah menjadi produk bernilai adalah bagian dari implementasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama poin 8 dan 12.

“Limbah pertanian seperti sekam padi dapat menjadi sumber energi terbarukan sekaligus membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat desa,” ujar Saharani.

Selain pelatihan teknis pembuatan briket, warga juga mendapatkan pembekalan tentang pengelolaan keuangan sederhana dari dosen Fakultas Vokasi Unair, Riska Nur Rosyidiana, S.E., M.Ak., CRA., CPMA., CAPF., AWP.

Materi ini difokuskan pada tantangan yang umum dihadapi petani, seperti penghasilan yang tidak tetap, minim pencatatan keuangan, dan kesulitan dalam mengelola utang.

“Petani perlu belajar mencatat pemasukan dan pengeluaran, membedakan utang produktif dan konsumtif. Prinsip dasarnya, penghasilan boleh musiman, tapi pengelolaannya harus tetap terencana,” jelas Riska.

Peserta pelatihan tampak antusias mengikuti sesi praktik, baik dalam pembuatan briket maupun simulasi pencatatan keuangan.

Pada hari kedua, warga mempraktikkan langsung proses produksi briket dengan peralatan sederhana. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan pelatihan pemasaran dan penghitungan biaya produksi pada hari ketiga.

Kepala Desa Leran Kulon mengapresiasi kegiatan ini karena dianggap memberikan solusi nyata yang bisa langsung diterapkan masyarakat.

Ia berharap kerja sama dengan Universitas Airlangga bisa terus berlanjut, terutama dalam hal peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan pengembangan ekonomi desa. 

Sebagai informasi, program ini merupakan bagian dari komitmen Universitas Airlangga dalam mendukung pembangunan desa melalui pendekatan vokasional dan edukatif.

Mahasiswa tidak hanya hadir sebagai fasilitator, tetapi juga belajar dari dinamika sosial dan kebutuhan riil masyarakat.

Dengan adanya pelatihan ini, petani Desa Leran Kulon tidak hanya memperoleh keterampilan baru, tetapi juga pemahaman penting tentang manajemen usaha.

Briket sekam padi menjadi simbol dari potensi lokal yang dapat dikembangkan untuk mendorong kemandirian ekonomi masyarakat desa secara berkelanjutan.(*)

Tombol Google News

Tags:

pengmas Unair Universitas Airlangga Unair Pengmas Vokasi Unair briket dari sekam briket Ramah Lingkungan tuban