Manuver Baru Prabowo Temui Megawati? Pengamat Politik Unesa Sebut Tak Hanya Silaturahmi

9 April 2025 18:15 9 Apr 2025 18:15

Thumbnail Manuver Baru Prabowo Temui Megawati? Pengamat Politik Unesa Sebut Tak Hanya Silaturahmi Watermark Ketik
Pertemuan Presiden Prabowo dengan Megawati Soekarnoputri. (Foto: Instagram @sufmi_dasco)

KETIK, SURABAYA – Pertemuan antara Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri menjadi sorotan tajam dalam dinamika politik nasional.

Banyak pihak menafsirkan pertemuan tersebut bukan hanya sebagai langkah silaturahmi pasca-Pemilu, melainkan sebagai sinyal strategis menuju konfigurasi politik yang lebih stabil.

Pakar politik dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Moch Mubarok Muharam menyebut pertemuan tersebut sebagai langkah yang mencerminkan pola komunikasi politik di antara kedua belah pihak.

"Karena yang bertemu ini kan adalah dua tokoh politik yang paling penting di Indonesia pada saat ini. Walaupun Kubu Gerindra khususnya Dasco mengatakan bahwa pertemuan kemarin itu adalah silaturahmi halal-bihalal gitu kan," terangnya pada Ketik.co.id Rabu 9 April 2025.

Mubarok menyebut pertemuan tersebut gambaran kedua tokoh politik yang saling menguntungkan, tetapi menurutnya yang paling diuntungkan dari pertemuan elit politik ini adalah pihak penguasa.

"Saya pikir pihak penguasa sebenarnya lebih membutuhkan. Walaupun PDIP atau Megawati juga butuh pertemuan itu, tetapi apa yang lebih membutuhkan pertemuan itu adalah penguasa," terangnya.

Adanya latar belakang dua tokoh penting ini, Mubarok menjelaskan Prabowo ingin mewujudkan mimpi tentang stabilitas politik, karena PDIP saat ini bersikap sebagai oposisi.

"Prabowo ingin stabilitas politik itu terjaga dengan baik karena takutnya ketika Prabowo ini terus-menerus berbeda dengan Megawati, takutnya nanti stabilitas politik ini akan muncul gitu kan," paparnya.

"Bayangannya, ketika stabilitas politik ini muncul, stabilitas ekonomi juga dapat dipenuhi dan kalau stabilitas ekonomi dapat dipenuhi, maka kemudian mimpi Prabowo untuk membuat Indonesia lebih berdaulat baik secara ekonomi atau politik ini akan lebih dapat tercapai," imbuh Mubarok.

 

Foto Potret pengamat politik Unesa Dr. Moch Mubarok Muharam M.IP. (Foto: Dok pribadi for Ketik.co.id)Pengamat politik Unesa Dr. Moch Mubarok Muharam M.IP. (Foto: Dok pribadi for Ketik.co.id)



Dengan adanya kebijakan kenaikan tarif impor AS tersebut semakin mendorong adanya pertemuan Prabowo dan Megawati ini agar stabilitas politik maupun ekonomi dapat berjalan baik.

"Maka, kemudian negara dalam hal ini Prabowo ingin bahwa Indonesia tidak terganggu, Indonesia tidak bingung adanya kebijakan dari Donald Trump itu. Maka agar Indonesia tidak terganggu, tidak terpengaruhi kebijakan Donald Trump itu, stabilitas ekonomi dan politik di Indonesia itu harus stabil dulu, harus kokoh," jelas doktor ilmu politik lulusan Unair ini.

"Maka kemudian agar kekokohan ekonomi itu dapat muncul, maka Prabowo ingin merangkul semua kelompok agar bersama-sama kompak merespon membahas dinamika politik global. Apalagi Megawati dianggap tokoh yang paling penting untuk membuat stabilitas politik itu dan ekonomi itu terwujud, gitu kan," imbuh Mubarok. 

Jika nantinya Prabowo dan Megawati nantinya menjadi bersatu akur, Mubarok mempertanyakan mengenai hubungan tersebut apakah nantinya pihak pengkritisi akan hilang.

"Semua katakan politik kompak, tetapi kalau negara dalam perjalanannya, kebijakannya yang menyelenceng, pasti ada saja pihak-pihak yang akan mengkritisi, paling tidak mahasiswa dan kelompok civil society lainnya," pungkas Mubarok. (*)

Tombol Google News

Tags:

Pertemuan prabowo megawati   pengamat politik Unesa Universitas Negeri Surabaya Prabowo Megawati Tokoh Politik elit politik Dr. Moch Mubarok Muharam M.IP Moch Mubarok Muharam