KETIK, MALANG – Inflasi pada bulan September 2024 di Kota Malang cukup terkendali yakni berada di angka 1,62 persen year on year (yoy). Angka tersebut lebih rendah dibandingkan dengan September 2023 yang mencapai 2,56 persen.
Pj Wali Kota Malang, Iwan Kurniawan menjelaskan, pada September 2024 terjadi deflasi sebesar 0,14 persen. Adapun yang memberikan andil terhadap deflasi month to month ialah kelompok makanan, minuman, dan tembakau hingga 0,18 persen. Diikuti dengan transportasi 0,02 persen.
"Terkait inflasi untuk Kota Malang tetap terjaga dan terkendali, artinya saat ini 1,62 persen itu sangat terkendali dengan baik," ungkap Iwan, Rabu 2 Oktober 2024.
Pengendalian inflasi dapat terwujud dengan kolaborasi dan sinergi yang baik antar stakeholder. Ia mengimbau agar pengendalian inflasi dapat terus dijaga hingga akhir tahun 2024.
"Saya berharap pengendalian inflasi dari semua lini mulai pemerintah pusat hingga daerah untuk tetap konsen dan waspada. Ada beberapa catatan, sektor-sektor yang sangat mempengaruhi inflasi, ini juga perlu menjadi perhatian kita bersama untuk menjaga dan mengendalikan inflasi agar terus berjalan dengan baik,” lanjutnya.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malanh, Umar Sjaifudin menjelaskan deflasi terjadi akibat turunnya harga komoditas bahan pangan di September ini. Deflasi akibat cabai rawit menyumbang 0,10 persen. Diikuti dengan beras sebesar 0,02 persen, tomat 0,01 persen, cabai merah 0,04 persen, telur ayam ras 0,02 persen dan daging ayam ras 0,02 persen.
"Komoditas cabai rawit telah mengalami perununan harga pada bulan September, hal ini bisa terjadi karena sedang musim panen yang menyebabkan stok melimpah. Berbanding terbalik dengan komoditas bawang merah yang mengalami inflasi di pasaran karena stoknya langka," kata Umar.
Komoditas lain yang mengalami inflasi yoy pada September 2024 antara lain emas perhiasan, sigaret kretek mesin, kopi bubuk, tarif uang kuliah perguruan tinggi, tarif rumah sakit, tempe, udang basah, gula pasir, dan cabai rawit.(*)